Pertama Kali, Rapat Kabinet Palestina di Gaza
Hamas Menguasai Gaza pada 2007 dalam perang saudara dengan fatah; Bantuan untuk Gaza menurun akibat Hamas masuk daftar hitam kelompok teroris; Gaza Diblokade selama hampir delapan tahun oleh Israel.
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah, mengadakan rapat kabinet pemerintah persatuan di Gaza pada hari Kamis (9/10), beberapa bulan setelah kesepakatan penyatuan di Tepi Barat antara Fatah dan Hamas.
Pertemuan berlangsung di bangunan milik Presiden Palestina, Mahmud Abbas di Gaza, seperti dilaporkan kantor berita AFP. Pertemuan itu bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat internasional tentang front persatuan Palestina, dan menjelang konferensi donor di Kairo untuk menjamin bantuan bagi rekonstruksi Gaza yang babak belur akibat perang baru-baru ini.
Hamdallah tiba di Jalur Gaza yang didominasi Hamas pada hari Kamis untuk mengadakan pertemuan pertama pemerintah persatuan sejak perang saudara pada tahun 2007 antara Hamas dan pasukan yang setia kepada partai Fatah.
Sementara itu, situs Al Arabiya memberitakan bahwa puluhan personel keamanan Fatah yang setia kepada Abbas dan polisi dari Kementerian Dalam Negeri Hamas di wilayah itu dikerahkan dengan kekuatan untuk melindungi Hamdallah.
Dia dijadwalkan untuk mengunjungi lingkungan yang hancur akibat perang 50 hari dengan Israel pada bulan Juli dan Agustus. Kehadirannya dapat mendorong negara-negara donor untuk membantu dana untuk pembangunan kembali Gaza yang diperkirakan memerlukan sekitar US$ 4 miliar (sekitar Rp 48 triliun) selama tiga tahun ke depan.
"Saya datang kepada Anda mewakili Presiden Mahmoud Abbas, dan, sebagai kepala pemerintah konsensus nasional, untuk memikul tanggung jawab kami, melihat kebutuhan Anda dan melaksanakan loka karya komprehensif untuk Gaza dan membawa bantuan kepada orang-orang kita di sini," kata dia.
Bantuan Donor
Pihak Palestina sepakat pada bulan lalu bahwa pemerintah persatuan akan memegang otoritas langsung atas Gaza sebelum konferensi bantuan internasional dilakukan pada 12 Oktober di ibu kota Mesir, Kairo. Kedua belah pihak sepakat untuk membentuk kabinet bersama pada Mei lalu.
Para donor Palestina bertahun-tahun sangat berhati-hati memberikan bantuan ke Gaza, selama Hamas yang dimasukkan dalam daftar hitam dan disebut sebagai kelompok teroris oleh banyak negara Barat, menguasai wilayah jalur pantai itu.
Israel memblokade wilayah itu setelah mereka merebutnya dari Fatah yang didukung Barat dalam perang 2007. Hamas melihat dirinya sebagai wakil sah rakyat Palestina setelah memenangkan pemilu parlemen tahun lalu, dan mengatakan sedang berperang melawan Israel.
Gaji Pegawai
Pekan lalu, Hamdallah diperkirakan telah menyelesaikan inti perbedaan di antara kedua pihak, ketika dia mengumumkan bahwa Qatar akan membantu sebagian besar dari gaji pegawai Hamas di Gaza dengan bantuan PBB. Namun proses yang tepat dari pembayaran masih belum jelas.
Kunjungan Hamdallah ke Gaza dapat mengembalikan harapan di kalangan rakyat Palestina yang mengalami demoralisasi akibat konflik. Selama hamper delapan tahundi Gaza warga mengalami kelumpuhan politik dan menurunnya harapan bagi bangsa Palestina.
"Kami telah mulai mengkonsolidasikan rekonsiliasi sebagai langkah inti untuk melobi komunitas internasional dan kekuatan yang berpengaruh untuk memikul tanggung jawab terhadap pembangunan kembali Gaza, yang mengharuskan penghentian secara adil blokade (oleh Israel)," kata Hamdallah.
Para pejabat Palestina mengatakan pada pekan ini bahwa Israel mungkin mulai pekan depan untuk mengurangi pembatasan pada pintu masuk barang ke Gaza setelah bertahun-tahun memberlakukan blokade ekonomi.
"Untuk pertama kalinya saya merasa kesatuan, saya berharap apa yang terlihat sekarang adalah nyata dan bahwa hal itu akan berlangsung dan tidak menjadi mimpi," kata seorang warga Gaza berusia 26 tahun, Hani Ahmed, ketika menyaksikan siaran televisi yang menampilkan kedatangan Hamdallah di Gaza.
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...