Kailash Satyarthi, Pemimpin Gerakan Melawan Pekerja Anak
SATUHARAPAN.COM - Salah satu pemenang Hadiah Nobel 2014 Perdamaian Kailash Satyarthi merupakan seorang insinyur listrik yang mendedikasikan dirinya untuk melindungi dan memajukan hak-hak anak selama lebih dari tiga dekade hingga kini. Ia telah membebaskan 80.000 pekerja anak dan memberi mereka harapan kehidupan baru.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh ketabahan dan semangat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bachpan Bachao Andolan yang muncul sebagai kelompok hak-hak anak yang paling menonjol di India.
Dengan penuh semangat, pria berusia 60 tahun ini menyatakan bahwa perdagangan dan pekerja anak melanggengkan kemiskinan, pengangguran, buta huruf, dan pertumbuhan penduduk.
Dari pabrik-pabrik yang mengeksploitasi anak-anak di kota-kota terbesar negara tersebut, seperti Delhi dan Mumbai hingga pedalaman Odisha dan Jharkhand, dimana anak-anak masih bekerja secara ilegal sebagai buruh terikat, organisasinya telah menyelamatkan pekerja anak di hampir seluruh bagian negara.
Satyarthi telah menganjurkan agar undang-undang terhadap perdagangan dan pekerja anak diperketat, lalu ia menyatakan prihatin tentang nasib pekerja anak di sekelilingnya, hingga akhirnya mendorong untuk memulai gerakan terorganisir.
Upaya awalnya untuk menyerang pabrik yang mempekerjakan anak-anak menemui reaksi perlawanan dari pemilik pabrik, bahkan pihak Kepolisian, tapi lambat laun perjuangannya diakui perlahan. Dia juga memainkan peran penting dalam gerakan untuk hak atas hukum pendidikan wajib belajar gratis untuk anak-anak.
Beberapa penghargaan bergengsi pernah diraihnya, Defenders of Democracy Award (Amerika Serikat, 2009), Medal of the Italian Senate (Italia, 2007), Robert F Kennedy International Human Rights Award (Amerika Serikat), dan Fredric Ebert International Human Rights Award (Jerman).
Dia juga menciptakan Global March Against Child Labour, sebuah gerakan yang aktif di banyak negara untuk menentang pekerja anak. Kemudian Satyarthi dikreditkan dengan mendirikan Rugmark, sekarang dikenal sebagai Good Weave, pada tahun 1994. Ini adalah semacam sertifikasi sosial bagi pekerja anak karpet bebas di Asia Selatan.
Satyarthi telah dinominasikan untuk dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian berkali-kali pada masa lalu untuk perang salib tanpa hentinya dan pembelaan hak-hak anak. Satyarthi adalah orang yang lahir di India pertama yang sukses dianugerahi Hadiah Perdamaian Nobel dan pemenang Nobel dari India ketujuh. Ibu Teresa-lahir di Albania, adalah orang India pertama yang mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian yakni pada tahun 1979. (indianexpress.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...