Pertama Kali Vatikan Angkat Perempuan pada Jabatan Tinggi
VATICAN CITY, SATUHARAPAN.COM-Paus Fransiskus telah menunjuk seorang pengacara Italia untuk menjadi perempuan pertama yang memegang posisi manajemen di kantor paling penting di Sekretariat Negara Vatikan.
Paus Fransiskus pada hari Rabu (5/1) menunjuk Francesca Di Giovanni yang telah 27 tahun bekerja di Vatikan, sebagai wakil menteri untuk urusan multilateral. Dalam peran itu, dia akan bertanggung jawab untuk menjalankan divisi yang mengoordinasikan hubungan Takhta Suci dengan PBB dan organisasi antar pemerintah lainnya.
Paus telah meminta perempuan untuk diberikan peran dalam pengambilan keputusan yang lebih besar di Vatikan dan Gereja Katolik pada umumnya, meskipun tidak ada perempuan yang mengepalai jemaat atau jabatan penting lainnya, menurut laporan AP.
Posisi kepemimpinan seperti itu disediakan untuk para imam, uskup atau kardinal, dan Paus Fransiskus telah menegakkan pengajaran gereja yang melarang penahbisan perempuan.
Di Giovanni, 66 tahun, mengatakan kepada media di Vatikan bahwa penunjukan oleh Paus Fransiskus menunjukkan perhatiannya pada perempuan, dan dia setuju dengan pernyataan Paus yang sering disebutkan bahwa perempuan memiliki bakat tertentu sebagai pembangun perdamaian, mediator dan penyembuh.
"Saya berharap bahwa saya sebagai seorang perempuan dapat mencerminkan dirinya secara positif dalam tugas ini, bahkan jika itu adalah hadiah yang pasti saya temukan pada rekan-rekan pria saya juga," katanya.
Beberapa perempuan lain memiliki kedudukan yang sama di kantor Vatikan lainnya, termasuk wakil menteri di kongregasi Vatikan untuk perintah agama dan dua wakil menteri di kantor Vatikan untuk orang awam.
Namun demikian, Sekretariat Negara adalah kantor Vatikan yang paling kuat, mengoordinasikan pekerjaan internal birokrasi Tahta Suci serta hubungan diplomatik Vatikan dengan negara-negara lain.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...