Pertama Kalinya Valentine Tidak Dilarang di Arab Saudi
JEDDAH: Sejumlah toko di Jeddah dilaporkan menjual bunga mawar merah untuk Hari Kasih Sayang, Valentine, pada hari Selasa (14/2), tanpa adanya pembatasan dari polisi agama, seperti sebelumnya.
Warga Arab Saudi yang ingin merayakan Valentine untuk pertama kalinya boleh membeli bunga mawar, yang pada tahun-tahun sebelumnya disita oleh anggota otoritas keagamaan.
Arab News, sebuah harian berbahasa Inggris di Arab Saudi, mengunjungi sejumlah toko bunga di Jeddah, dan menemukan bunga-bunga itu bebas dijual meskipun dengan harga yang tinggi.
Sementara itu, harian Al-Hayat melaporkan penjualan serupa di Al-Ahsa dan daerah Arab lainnya. Namun, ada juga beberapa pemilik toko bunga yang secara sukarela tidak menjual mawar dengan alasan menghindari masalah dengan otoritas keagamaan.
Walau tidak ada pemilik toko melaporkan adanya masalah, salah satu toko bunga di ibukota Saudi, Riyadh, memilih menghindari memanfaatkan kesempatan ini. "Saya tidak akan menjual mawar merah di hari ini," kata seorang penjual bunga yang tidak mau disebutkan namanya.
"Kami telah mengalami masalah di masa lalu dan saya tidak mau lagi mengalaminya," kata dia.
Valentine selalu mengundang kontroversi di Arab Saudi. Tahun 2013 sempat beredar informasi bahwa polisi agama akan menutup toko yang menjual bunga mawar untuk Valentine. Namun berita itu segera dibantah oleh kepala Commission for the Promotion of Virtue and Prevention of Vice (CPVPV) negara itu.
Sheikh Abdullatif al-Sheikh kepada surat kabar al-Jazirah mengatakan bukan spesialisasi lembaga yang dipimpinnya untuk melakukan hal itu. Ia mengatakan tugas lembaga yang dia pimpin adalah melawan yang bertentangan dengan Alquran dan ajaran Rasul, serta peraturan Arab Saudi.
Sebelumnya, komisi itu telah melarang penjualan bunga mawar menjelang Valentine.
Pada tahun 2008 komisi itu memerintahkan pemilik toko bunga di Riyadh untuk memindahkan semua hal yang berwarna merah, mulai dari bunga mawar, kertas kado dan boneka Teddy dari etalase toko.
Nonmuslim di kerajaan itu diizinkan merayakan hari raya Valentine namun di tempat tertutup. Sebagian besar ekspatriat Barat yang berada di Arab Saudi tinggal di tempat di luar jurisdiksi polisi agama.
Menurut Jason Lemon, redaktur pelaksana stepfeed.com, fakta bahwa polisi agama tidak melarang penjualan bunga Valentine tahun ini tidak mengherankan karena sejalan dengan keputusan yang dibuat oleh pemerintah Arab Saudi tahun lalu. Pada bulan April tahun lalu, kabinet Saudi melarang otoritas keagamaan mengejar, mempertanyakan, meminta identifikasi atau menangkap mereka yang disangka merayakan Valentine.
Sikap yang lebih moderat ini terjadi di bawah kepemimpinan Wakil Putra Mahkota, Mohammed bin Salman dan Visi Kerajaan 2030 yang ambisius, yang ingin melakukan reformasi serius. Ini termasuk reformasi sosial serta ekonomi, yang ditujukan untuk membuat Arab Saudi lebih terbuka kepada dunia.
Sebagai contoh, pertunjukan konser telah kembali berlangsung di Arab Saudi. Selain itu untuk pertama kalinya Comic-Con digelar di Arab Saudi pada 16-18 Februari. Comin Con adalah konferensi komik kelas dunia yang menyuguhkan komik, animasi, manga art, pop art, serta penampilan para selebriti. Juga disuguhkan berbagai video game disamping berbagai kompetisi yang berkaitan dengan buku, game dan lainnya.
Editor : Eben E. Siadari
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...