Pertamina: Kenaikan Harga Elpiji Nonsubsidi Tunggu Pilpres
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perseroan Terbatas Pertamina mengungkapkan kenaikan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kilogram (kg) menunggu pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, 9 Juli 2014.
Wakil Presiden Gas Domestik Pertamina Gigih Wahyu Hari Irianto di Jakarta, Senin (21/4), mengatakan pihaknya tidak akan memaksakan kenaikan harga elpiji nonsubsidi yang sebelumnya direncanakan 1 Juli 2014. "Kami pertimbangkan berbagai hal, termasuk pilpres," katanya.
Kenaikan harga elpiji 12 kg, menurutnya, mau tidak mau harus dilakukan untuk menekan kerugian Pertamina dalam bisnis bahan bakar nonsubsidi tersebut.
BUMN tersebut mengalami kerugian sekitar Rp 6 triliun per tahun dari bisnis elpiji 12 kg.
Meski, lanjut Gigih, sesuai dengan Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Elpiji, penetapan harga merupakan aksi korporasi karena bukan termasuk barang subsidi.
Sebelumnya, Pertamina merencanakan kenaikan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg sebesar Rp 1.000 per kg mulai 1 Juli 2014.
Pertamina sudah mengirimkan surat tertanggal 15 Januari 2014 tentang "roadmap" kenaikan harga elpiji secara bertahap kepada Menteri ESDM Jero Wacik dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Sesuai dengan surat tersebut, per 1 Juli 2014, harga jual elpiji naik Rp 1.000/kg menjadi Rp 6.944/kg dengan harga di tingkat konsumen Rp 106.800 per tabung.
Surat tersebut merupakan tindak lanjut konsultasi Pemerintah dan Pertamina dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tanggal 6 Januari 2014 yang merekomendasikan perlunya Pertamina mengusulkan "roadmap" penyesuaian harga elpiji.
Sesuai dengan surat tersebut, Pertamina akan menaikkan harga elpiji 12 kg secara bertahap hingga menuju keekonomian pada tanggal 1 Juli 2016.
Perinciannya setelah 1 Juli 2014, harga elpiji naik lagi Rp 1.500 per 1 Januari 2015 dan Rp 1.500 mulai 1 Juli 2015.
Setelah 1 Juli 2015, harga elpiji akan menjadi Rp 9.944 per kg dengan estimasi sampai konsumen Rp 150.000 per tabung 12 kg.
Pada tahun 2016, direncanakan dua kali lagi kenaikan, yakni per 1 Januari sebesar Rp 1.500 dan 1 Juli Rp 1.500.
Harga elpiji akan mencapai keekonomian per 1 Juli 2016 sebesar Rp 11.944/kg dengan estimasi sampai konsumen Rp 180.000 per tabung.
Setelah Juli 2015, penyesuaian harga elpiji 12 kg nonsubsidi diusulkan secara otomatis setiap enam bulan.
Pengurangan kerugian akibat kenaikan harga elpiji akan digunakan Pertamina membangun sejumlah terminal elpiji senilai 543 juta dolar AS.
Di antaranya, terminal senilai 35 juta dolar di Medan dengan target operasi 2017, revitalisasi terminal Tanjung Uban, Kepri 8,2 juta dolar, dan terminal berpendingin (refrigerated) di Jabar 215 juta dolar mulai 2016.
Lalu, terminal bertekanan (pressurised) di Jawa bagian barat 35 juta dolar mulai 2017, depot di Tegal 35 juta dolar pada tahun 2018, dan terminal refrigerated di Jatim 215 juta dolar pada tahun 2019. (Ant)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...