Pertaruhan Pelatih Baru
Jelang Pertandingan Australia vs Prancis
SATUHARAPAN.COM - Kegagalan mengangkat trofi Piala Eropa 2016 saat berlangsung di halaman depan rumahnya, masih menyisakan luka bagi kesebelasan Prancis. Sejak penyelenggaraan tahun 1988, Piala Eropa seolah menjadi kutukan bagi tuan rumah. Tidak ada satupun tuan rumah penyelenggara yang menjadi juara. Sebelumnya dialami timnas Portugal pada tahun 2004 saat dikalahkan Yunani di partai puncak.
Meskipun tertatih-tatih selama kualifikasi zona Asia, kesebelasan Australia datang ke Rusia dalam status sebagai Juara Asia 2015.
Sejak bergabung kedalam konfederasi AFC (Asia), Australia langsung menjadi kekuatan baru sepakbola Asia. PD 2018 merupakan Piala Dunia ke-5 yang diikuti Australia. Prestasi terbaiknya diraih pada PD 2006 saat lolos hingga babak 16-besar sebelum dihentikan oleh Italia. Italia akhirnya keluar sebagai juara setelah di final mengalahkan Prancis dalam drama adu penalti.
Selain dua pemain senior Cahill dan Jedinak, kesebelasan Australia saat diisi oleh pemain-pemain dalam usia kematangan bermain 26-29 tahun. Dengan merumput di berbagai liga Eropa maupun liga domestik, pola permainan Eropa relatif sudah mereka kenal.
Kesebelasan Prancis sendiri saat ini dipenuhi dengan talenta-talenta muda yang telah menjadi pemain kunci di klub-klub besar Eropa. Sebutlah Pogba (MU), pemain muda termahal dunia Mbepe (PSG), Dembele (Barcelona), Tolisso (Munchen). Begitu banyaknya pemain dengan taenta tinggi hingga beberapa pemain bintang pun terpaksa harus ditinggalkan seperti penyerang berbakat Martial (MU), ataupun Koscielny (Arsenal).
Dengan komposisi pemain yang ada di atas kertas tiga kesebelasan timnas Australia, Denmark, dan Peru akan berebut tempat untuk mendampingi Prancis meskipun sepakbola selalu menghadirkan misteri dan teka-teki yang kadang diluar urusan matematis komposisi pemain.
Pejumpaan kesebelasan Australia melawan Prancis di fase grup C merupakan yang kelima setelah sebelumnya Prancis memenangi dua pertandingan sementara Australia memenangi satu pertandingan dalam Piala Konfederasi tahun 2001. Pertemuan terakhir dalam sebuah pertandingan persahabatan pada tahun 2013, Prancis memenanginya dengan skor telak 6 gol tanpa balas.
Transisi gelandang-gelandang muda
PD 2018 akan menjadi puncak pertaruhan pelatih Prancis Didier Deschamps setelah pada tahun 2016 hanya mampu mengantar Prancis menjadi runner-up Piala Eropa. Luka yang ada saat itu disikapi dengan berbenah diri secepatnya membangun tim dengan seluruh kekuatan yang ada. Hasilnya mereka lolos langsung setelah memuncaki grup A kualifikasi zona Eropa. Persaingan yang ketat memaksa kesebelasan Belanda tidak lolos pada babak final PD 2018.
Turut menjadi tim yang memenangi PD 1998, Deschamps tentunya akan memanfaatkan kumpulan gelandang yang dimilikinya. Sebagaimana kesebelasan Spanyol dan Jerman, Prancis dikenal sebagai negara penghasil gelandang bertahan-serang dengan skill tinggi. Justru yang menjadi titik lemah adalah barisan penyerang ketika Benzema dan Martial turut dicoret dari skuad Prancis.
Sejak Henry gantung sepatu, praktis hanya Benzema yang menjadi penyerang murni Prancis. Meskipun cukup bersinar di klubnya MU, Martial belum menjadi pilihan utama Deschamps. Di sisi lain dua penyerang muda Mbape dan Dembele masih perlu membuktikan dirinya. Beruntung Prancis masih memiliki gelandang impresif Pogba dan Matuidi yang memiliki kemampuan bertahan maupun sewaktu-waktu menyerang hingga masuk ke kotak penalti lawan. Dengan didampingi dua penyerang muda, Griezman sepertinya masih banyak berharap dari lini serang kedua Prancis dimotori Pogba.
Pertaruhan pelatih baru
Mengantarkan dua kesebelasan timnas berbeda pada ajang Piala Dunia, inilah yang dialami oleh pelatih berkebangsaan Belanda Bert van Marwijk. Setelah meloloskan kesebelasan Arab Saudi ke Rusia, van Marwijk justru meneken kontrak dengan federasi sepakbola Australia menggantikan pelatih Graham Arnold.
Australia lolos setelah pada babak play-off yang mempertemukan peringkat ketiga masing-masing grup. Dalam babak play-off yang berlangsung dalam dua leg, akhirnya Australia mampu mengalahkan Suriah dalam pertandingan dramatis yang memaksa kedua kesebelasan bermain pada babak perpanjangan waktu pada leg kedua di Australia.
Melihat perjalanan Australia di babak kualifikasi sepertinya Australia harus berjuang ekstra agar dapat bersaing dengan Denmark dan Peru di grup C.
Prediksi pertandingan
Sama-sama mengandalkan pemain muda pada hampir semua lini, dengan materi yang ada kesebelasan Prancis lebih unggul dibanding Australia pada perjumpaan di fase grup C PD 2018.
Dari sisi skil dan pengalaman Pogba, Matuidi, Kante, Rabiot masih sulit diimbangi gelandang Australia yang masih mengandalkan gelandang seniornya Jedinak. Kalaupun mampu menembus barisa gelandang Prancis, empat pemain belakang Prancis yang dimotori Varane dan Umtiti rasanya masih terlalu kokoh bagi pergerakan Cahill yang sudah melewati masa-masa puncak keemasannya.
Menghadapi gempuran gelandang-gelandang elegan Prancis, ada baiknya van Marwijk mengubah formasi permainan dengan hanya meninggalkan satu pemain di depan. Dengan lima gelandang di tengah, setidaknya Australia bisa sedikit menahan aliran serangan Prancis. Pergantian pelatih di kubu Australia sendiri sebenarnya juga cukup beresiko mengingat pemain harus beradaptasi dengan pola baru.
Pertandingan perdana fase grup C sepertinya akan menyajikan ulangan pertandingan 11 Oktober 2013 saat kedua kesebelasan bertemu. Meskipun mungkin tidak terjadi hujan gol di gawang Australia, rasanya cukup sulit bagi Australia membendung serangan barisan gelandang impresif Prancis.
Jadwal pertandingan
Pejumpaan kesebelasan Australia pada fase grup C melawan timnas Prancis akan berlangsung di Kazan arena, Kazan pada Sabtu (16/6) pukul 13.00 waktu setempat atau Sabtu (16/6) pukul 17.00 WIB.
Perkiraan susunan pemain:
Australia (4-2-3-1) : M. Ryan (gk), Risdon, Miligan, Degenek, Behich, Mooy, Jedinak/Nabout, Juric/Rogic, Troisi, Cahill. | pelatih: Bert van Marwijk
Perancis (4-2-3-1) : Lloris (gk), Hernandez, Umtiti, Varane, Pavard, Rabiot, Kante, Pogba, Griezman, Mbappe, Dembele. | pelatih: Didier Deschamps
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...