Pertarungan Bomber Haus Gol
Jelang Pertandingan Ketiga Fase Grup G
SATUHARAPAN.COM - Dua kesebelasan yang diunggulkan pada fase grup G, Belgia dan Inggris meraih poin dan agregat gol yang sama. Keduanya mengemas delapan gol memasukkan dan kemasukan dua gol dari dua pertandingan yang telah dijalani. Dengan meraih poin maksimal enam, keduanya lolos pada babak berikutnya. Pada pertandingan terakhir kedua kesebelasan bertemu untuk memperebutkan juara grup. Dua kesebelasan lainnya, Panama dan Tunisia praktis tersingkir meskipun masih menyisakan satu pertandingan.
Tunisia yang sempat merepotkan kesebelasan Inggris pada laga pertama, pada pertandingan kedua menghadapi Belgia mengalami anti klimaks dan menyerah dengan skor 5-2. Sementara Panama setelah pada pertandingan pertama dikalahkan Belgia dengan 3 gol tanpa balas, pada laga kedua melawan Inggris tidak bisa berbuat banyak dan menyerah dengan skor 6-1. Setelah tersingkir dari persaingan grup H, kedua kesebelasan akan bertemu di pertandingan terakhir.
Hiburan Dario Gomez
Perjumpaan Panama melawan Tunisia di pertandingan ketiga grup G hanya akan menjadi hiburan keduanya setelah keduanya tersingkir dari persaingan lolos ke babak gugur. Keduanya dikalahkan oleh lawan-lawannya dengan skor telak dan hampir-hampir tidak bisa mengimbangi permainan dalam pertandingan keduannya.
Agak mengejutkan menyaksikan penampilan Tunisia di pertandingan kedua saat menghadapi Belgia. Pada babak pertama Ben Yousef dan kawan-kawan telah ketinggalan 3-1, sementara pada pertandingan pertama saat menghadapi Inggris Kane dan kawan-kawan baru memastikan kemenangan pada injury time.
Kesebelasan Panama tidak dapat berbuat banyak pada debutnya di Piala Dunia. Dua kekalahan dengan skor telak seolah mengubur catatan kualifikasi zona Concacaf yang dijalaninya dengan menyingkirkan Amerika Serikat. Sembilan gol dalam dua pertandingan menjadi gambaran rapuhnya seluruh lini Panama. Bahkan saat menghadapi Inggris mereka telah tertinggal lima gol pada babak pertama.
Melihat penampilan kedua kesebelasan pada dua laga sebelumnya, Tunisia sedikit lebih unggul di lapangan tengah dibanding Panama terlebih ketika pelatih Nabil Maaloul menempatkan lima gelandang. Sassi-Khazri-Skhiri sempat merepotkan barisan gelandang Inggris Walker, Henderson, Lingard menembus pertahanan Tunisia. Jika Skhiri dan kawan-kawan mampu mengembalikan permainan seperti laga pertamanya rasanya gelandang Panama Cooper, Gomez, Godoy pun akan mengalami hal yang sama.
Bagi Panama debutnya di PD tentu memberikan pelajaran berharga bahwa bermodalkan semangat dan kolektivitas saja tidak cukup untuk bersaing di level turnamen akbar sejagad. Harus banyak berbenah dalam hal teknis dan non-teknis menghadapi tingginya tekanan selama turnamen berlangsung. Hernan Dario Gomez telah memberikan yang terbaik bagi Panama, inilah saatnya Skhiri dan kawan-kawan membalasnya dengan membawa poin dalam pertandingan ketiganya pada debut di Piala Dunia 2018.
Perkiraan susunan pemain:
Panama (3-4-3): Penedo (gk) Machado, R. Torres/Davis, Baloy/Ovalle, Quintero, Cooper, Gomez, Godoy, Diaz, G. Torres, Arroyo. | pelatih: Hernan Dario Gomez
Tunisia (3-5-2): Mathlouthi (gk) Skhiri, Maaloul, Ben Youssef, Badri, Sassi, Khazri, Chaalali, Ben Amor, Khaoui, Khalifa. | pelatih: Nabil Maaloul
Kane vs Lukaku
Menjelang pertandingan ketiga fase grup, kesebelasan Belgia, Inggris, dan Rusia tercatat produktif dengan masing-masing mencetak delapan gol ke gawang lawan. Grup G menjadi grup paling produktif dengan total gol sebanyak 20 gol, artinya dalam setiap pertandingan tercipta 5 gol. Menariknya Belgia dan Inggris mencetak agregat gol serta perolehan poin yang sama.
Pertemuan kesebelasan Belgia melawan Inggris akan menentukan siapa yang berhak menjadi juara grup. Kemenangan akan bermakna banyak bagi kedua kesebelasan: menjaga semangat, pertaruhan prestise, pemuncak grup, ataupun terhindar dari juara grup H.
Sebagaimana Belgia, kesebelasan Inggris yang datang ke PD 2018 bermaterikan pemain dengan skill-talenta yang teah teruji di klubnya masing-masing. Sebagian besar menjadi pemain kunci klub yang dibelanya. Menariknya tidak ada satupun pemain Inggris yang bermain di luar Liga Premiere. Mereka sesungguhnya telah teruji dalam tekanan tinggi kompetisi liga terbaik dunia. Dalam lima tahun terakhir, Liga Premiere menjadi tujuan pemain-pelatih terbaik dunia menunjukkan kemampuannya dalam persaingan yang ketat.
Berbeda dengan Inggris, pemain Belgia justru menyebar ke berbagai liga mayor Eropa dan menjadi pemain kunci di klubnya. Barisan pertahanan yang mengandalkan Vincent Kompany (Manchester City), Thomas Meunier (PSG), Jan Vertonghen (Hotspurs), Toby Alderweireld (Hotspurs), Dedryck Boyata (Celtic), Thomas Vermaelen (Barcelona) memberikan keleluasan mereka menjalankan strategi pertahanan dari berbagai pola serangan yang berbeda.
Di lini tengah diisi Kevin De Bruyne, Marouane Fellaini, Mousa Dembele, Adnan Januzaj, Youri Tielemans, Axel Witsel bermain di liga yang berbeda. Pun pada barisan penyerang Eden Hazard, Dries Mertens, Michy Batshuayi, Romelu Lukaku terbukti memberikan sumbangan gol dengan catatan fantastis.
Secara skill individu lini per lini kesebelasan Inggris pun tidak kalah dibanding skuad Belgia. Determinasi barisan gelandang Dier, Walker, Henderson, Lingard yang mampu mengalirkan bola, melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan, ataupun menahan pergerakan pemain lawan sejauh ini menjadi momok bagi timnas manapun. Bahkan pemain belakang Stones pun mampu mencetak gol manakala dirinya naik membantu serangan Inggris.
Bermaterikan pemain yang merumput pada satu liga menjadi kekuatan sekaligus titik lemah permainan Inggris. Southgate relatif lebih mudah menerapkan gaya permainan Inggris serta membangun tim yang solid mengingat mereka telah terbiasa dengan permainan klub-klub Inggris dengan gaya kick and rush. Di tangan Southgate gaya permainan kick and rush kembali terlihat: cepat, bertenaga, bertarung memenangi bola-bola atas, serta permainan bola-bola panjang.
Meski begitu kondisi kesebelasan Inggris justru menyisakan celah saat menghadapi lawan yang menggunakan gaya permainan yang dinamis. Kane dan kawan-kawan sempat kesulitan menembus pertahanan Tunisia yang menerapkan strategi 3-5-2. Di sisi lain, dengan materi pemain yang dimilikinya pelatih Belgia Roberto Martinez lebih fleksibel menerapkan gaya permainan menyesuaikan lawan yang dihadapi. Inilah salah satu alasan mengapa kesebelasan Belgia saat ini menjadi kesebelasan yang dihindari tim manapun. Bermaterikan pemain yang merumput klub besar di liga Eropa termasuk Liga Premiere, Belgia lebih responsif pada perubahan gaya permainan lawan dibanding Inggris. Pada titik ini, pasukan Martinez lebih unggul dibanding Kane dan kawan-kawan.
Beruntung kedua kesebelasan sudah lolos ke babak berikutnya dan tidak sedang bertemu di babak gugur. Dengan telah mencetak empat gol, baik Lukaku maupun Kane akan beradu ketajaman untuk menunjukkan diri sebagai penyerang yang haus gol pada salah satu laga terbaik Piala Dunia 2018.
Perkiraan susunan pemain:
Belgia (3-4-3) : Courtois (gk), Alderweireld, Vermaelen, Vertonghen, Fellaini/Dembele, Witsel, De Bruyne, Januzaj, Hazard, Lukaku, Mertens/Batshuayi. | pelatih: Roberto Martínez
Inggris (3-4-2-1) : Pickford (gk), Cahill, Stones, Maguire, Dier, Walker, Henderson, Lingard, Sterling, Dele Ali/Vardy, Kane. | pelatih: Gareth Southgate
Jadwal pertandingan
Pertandingan babak ketiga fase grup G mempertemukan Panama melawan kesebelasan Tunisia dan Inggris melawan Belgia akan berlangsung pada waktu yang bersamaan, Kamis (28/6) pukul 21.00 waktu setempat atau Jumat (29/6) pukul 01.00 WIB.
Kesebelasan Panama dan Tunisia akan menjalani pertandingan di Arena Baltika, Kaliningrad sementara pertandingan Belgia-Inggris digelar di Mordovia Arena, Saransk.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...