Pertempuran Terjadi Kembai di Libya
BENGHAZI, SATUHARAPAN.COM-Pertempuran berkobar di beberapa front di Libya pada hari Jumat (27/3) setelah pemboman besar terjadi di Tripoli, kata kombatan dan penduduk, pertempuran terus terjadi, meskipun ada ancaman pandemi virus corona baru.
Pertempuran dimulai lagi pada pekan ini setelah jeda komparatif dalam beberapa pekan terakhir, menentang seruan internasional untuk tenang agar memungkinkan sistem kesehatan Libya yang terpuruk mempersiapkan upaya menghentikan penyebaran penyakit akibat COVID-19.
Libya mengkonfirmasi kasus pertama penyakit pernapasan yang sangat menular itu pada hari Senin (23/3); seorang pria Libya yang baru-baru ini kembali dari luar negeri. Setelah bertahun-tahun mengalami ketidakstabilan dan kekerasan, sebagian besar infrastruktur medis negara Afrika Utara itu hancur, rumah sakit dan klinik menjadi sasaran pertempuran, dan banyak dokter dan perawat belum dibayar sejak Desember.
Tentara Nasional Libya (LNA) yang berpusat di timur di bawah komando Khalifa Haftar telah menyerang Tripoli selama hampir satu tahun, dengan harapan dapat merebut ibu kota itu dari pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional, yang berbasis di kota itu.
Uni Emirat Arab, Mesir dan Rusia telah mendukung LNA secara militer, sementara Turki dan pejuang dari sekutu Suriah mendukung GNA.
Upaya diplomasi telah kandas berkali-kali, dengan putaran pembicaraan terakhir di Jenewa, Swiss bulan lalu, namun tidak membuat kemajuan menuju solusi politik, dan utusan PBB mengundurkan diri karena alasan kesehatan.
Sebelum berhenti, dia memperingatkan bahwa embargo senjata di Libya secara rutin dilanggar, dengan persenjataan asing dan pejuang tiba di negara itu untuk bergabung dengan kedua belah pihak.
Ledakan besar mengguncang Tripoli sejak tengah malam, dan tembakan artileri bergema di sekitar kota pada Jumat (27/3) pagi, menurut penduduk. Bentrokan sengit dilaporkan di barat Libya, antara Tripoli dan perbatasan Tunisia, di pinggiran selatan ibu kota, dan di wilayah garis depan antara Sirte dan Misrata di sebelah timur Tripoli.
Sumber militer LNA mengatakan pertempuran telah terjadi kembali pada fajar hari Jumat (27/3) di barat Sirte, sebuah kota pelabuhan di Libya yang dikuasai LNA pada Januari. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...