Pertemuan DPR dengan Pacquiao Jadi “Rusuh” Foto Selfie
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kedatangan petinju profesional Manny Pacquiao ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang awalnya bertujuan membicarakan nasib terpidana mati Mary Jane Fiesta Veloso berubah jadi suasana berebut foto selfie. Bahkan, sejumlah wartawan berani meminta Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon untuk mengabadikan fotonya bersama perebut delapan gelar juara dunia tinju di kelas berbeda itu.
Pacquiao, awalnya dijadwalkan bertemu Ketua DPR RI Setya Novanto pada Jumat (10/7), pukul 13.00 WIB. Namun, laki-laki kelahiran Kibawei, Filipina, 17 Desember 1978 itu baru menunjukkan wajahnya pada pukul 14.00 WIB, mengenakan setelan jas warna abu-abu dengan motif kotak-kotak dan kemeja berwarna biru.
Setibanya di ruang kerja Novanto, Pacquiao langsung disambut kamera para wartawan. Bersama Novanto dan Fadli, warga negara Filipina itu pun langsung diminta foto bersama dengan pose tangan mengepal, layaknya petinju yang hendak melangsungkan pertandingan.
Setelah itu, Pacquiao yang didampingi istrinya Maria Geraldine “Jinkee” Jamora dan Duta Besar Filipina untuk Republik Indonesia Maria Lumen Banzon Insleta langsung dipersilakan duduk.
Namun, Novanto tidak langsung membicarakan topik utama yang dibawa Pacquiao. Politisi Partai Golkar itu malah membicarakan pertandingan pria berjuluk PacMan itu saat menghadapi Floyd Mayweather Junior.
Sebagai orang di Benua Asia, Novanto mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan oleh Pacquiao. Bahkan, menurut dia, Pacquiao adalah seorang pemenang.
Setelah itu, Novanto, Fadli, dan Pacquiao pun langsung berbincang terkait nasib terpidana mati Mary Jane Fiesta Veloso. Sebagai senator Filipina, Pacquiao mengaku tidak akan mengintervensi Pemerintah Indonesia, untuk tidak mengeksekusi terpidana mati kasus narkoba tersebut.
Namun dalam hal ini, Pacquiao justru mengaku berterima kasih dengan Presiden Joko Widodo yang menunda eksekusi kepada Mary Jane demi penyelidikan, di mana Mary Jane disebut korban dari perdagangan manusia (human trafficking).
"Saya begitu respect kepada Pak Jokowi, karena dia sudah menunda ekseskusi Mary Jane. Saya juga begitu respek kepada masalah hukum di Indonesia," ujar Pacquiao di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (10/7).
Setelah berbincang masalah terpidana mati Mary Jane Fiesta Veloso, Novanto bersama Fadli langsung menyerahkan beberapa cinderamata kepada petinju profesional asal Filipina tersebut, seperti cincin batu akik berjenis lumut suliki serta sebuah keris dan plakat berlogo DPR RI.
Namun, barisan wartawan yang awalnya berdiri dengan tertib mendadak berubah jadi berantakan, setelah Novanto mengizinkan para wartawan untuk foto bersama Pacquiao. Wartawan sepertinya lupa bahwa kehadiran Pacquiao di Gedung DPR RI dengan status senator Filipina, bukan petinju profesional kelas dunia.
Editor : Bayu Probo
Ikuti berita kami di Facebook
Program ULD Serap 770 Penyandang Disabilitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan, hingga Oktober 2024 program Un...