Pertemuan Enam Seniman Pantomim dalam Mime on Stage #1
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Enam seniman pantomim muda Yogyakarta pada Minggu (28/10) malam bertemu di sebuah panggung sederhana di Omah Kebun Jalan Nitiprayan Yogyakarta mempresentasikan karya mime sebagai langkah awal membangun sebuah project forum pertemuan reguler para seniman pantomim di sela-sela aktivitas berkarya.
Acara bertajuk Mime on Stage (MOS) #1 dengan tema “meeting” melibatkan Asita Kaladewa, Banon Gautama, Markus Yudinarto, Fisa Billy, Krismantono, dan seniman peran Feri L Pawiro.
“Aktivitas diluar berpantomim kerap mempertemukan kami dalam kegiatan yang itu justru tidak berhubungan dengan pantomim. Pada MOS #1 ini kami mencoba membuka ruang/forum untuk merayakan pertemuan ini dalam sebuah pementasan bersama. Lebih untuk merayakan pertemuan itu sendiri. Kami menolak berselisih bentuk dan gaya. Ini adalah era dimana karya seni menjadi media dan gerakan kemanusiaan dan manusianya. Terlalu banyak karya seni khususnya pantomim bersliweran di ruang apapun dan di tempat apapun. Malah kecenderungannya polutif, lantaran “atraksi, lelucon dan pameran bentuk-gaya tercecer dimana-mana dan tak sedikit mengabdi pada dunia benda dan lalu kehilangan jiwa,” jelas Feri kepada satuhrapan.com, Minggu (28/10) malam saat pementasaan MOS #1.
Pada MOS #1 pementasan terbagi menjadi tiga sesi diawali dengan solo pantomime oleh seniman membawakan tema dan gayanya masing-masing, dilanjutkan dengan pementasan kolaboratif oleh keenam seniman pantomime saling merespon tema pertemuan secara spontan. Pada sesi ketiga menjadi tawaran menarik saat keenam seniman pantomim melakukan battle-mime dengan melibatkan pengunjung untuk saling merespon dan melanjutkan cerita-adegan pantomime sebelumnya.
Dalam Mime on Stage #1 keenam seniman pantomim terlibat ingin mengambil peran untuk mendudukkan pantomim pada kebersahajaan nilai-nilai artistik yang masyarakat tunggu. Seperti halnya media lain Mime on Stage merupakan usaha mempertemukan kembali dan mengarsipkan mime baik secara individu dan kolektif.
Setidaknya dengan mengajak pengunjung terlibat dalam battle-mime pada MOS #1, keenam seniman pantomim sedang menawarkan pantomim yang tidak berjarak dengan pengunjung. Kelucuan, salah gerak, salah adegan, salah interpretasi, dan kesalahan-kesalahan lain adalah bagian dari pertemuan awal untuk mendialogkan kebersahajaan nilai-nilai yang ada yang digagas keenam seniman pantomim. Selanjutnya? Kita tunggu saja MOS #2.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...