Pertemuan Erdogan dan Pemimpin Hamas Akan Membawa Turki pada Isolasi Internasional
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat secara terbuka mengkritik Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan, karena bertemu dengan para pemimpin kelompok Islam Palestina yang dimasukkan daftar teroris oleh Washington, dan ada tawarah hadiah US$ 5 juta untuk setiap informasi tentang keberadaan mereka.
Erdogan bertemu dengan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dan wakilnya, Saleh Al-Arouri, akhir pekan lalu di Istanbul dan memposting gambar pertemuan itu di media sosial kepresidenan Turki.
"Jangkauan lanjutan Presiden Erdogan terhadap organisasi teroris ini hanya akan mengisolasi Turki dari komunitas internasional, merugikan kepentingan rakyat Palestina, dan memotong upaya global untuk mencegah serangan teroris yang diluncurkan dari Gaza," kata sebuah pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS.
Pernyataan tersebut mencatat bahwa ini adalah kedua kalinya Erdogan menjadi tuan rumah bagi delegasi Hamas ke Turki. Pertemuan publik pertama dilakukan pada 1 Februari. "Amerika Serikat sangat keberatan dengan Presiden Turki Erdogan yang menjamu dua pemimpin Hamas di Istanbul pada 22 Agustus," tambah pernyataan itu.
Turki Jadi Sorotan
Erdogan telah mendapat sorotan yang meningkat atas gerakan politik dan militernya dalam beberapa bulan terakhir. Uni Eropa telah mengungkapkan kekesalannya terhadap Erdogan dan kebijakan campur tangannya di negara asing. Prancis telah menjadi salah satu kritikus yang paling vokal. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengecam Turki karena perilaku "agresif"-nya.
Turki juga menentang seruan AS untuk tidak membeli sistem pertahanan udara Rusia. Hal ini menyebabkan AS mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35. "Kami terus meningkatkan keprihatinan kami tentang hubungan pemerintah Turki dengan Hamas di tingkat tertinggi," kata Departemen Luar Negeri, Selasa.
Sebelumnya dilaporkan tentang meningkatnya seruan di Washington untuk mengecam perilaku Turki, dan menjadi upaya dua partai untuk mengubah kebijakan AS terhadap Ankara.
Turki Menolak
Turki "sepenuhnya menolak" pernyataan Departemen Luar Negeri AS yang keberatan dengan pertemuan baru-baru ini antara Presiden Tayyip Erdogan dan dua pemimpin Hamas di Istanbul, kata Kementerian Luar Negeri Turki pada hari Selasa (25/8), dikutip Reuters.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa para pejabat itu adalah Teroris Global yang Ditunjuk dan Amerika Serikat sedang mencari informasi tentang salah satunya atas keterlibatannya dalam berbagai serangan, pembajakan, dan penculikan.
Kementerian luar negeri Turki mengatakan: "Mendeklarasikan perwakilan sah Hamas, yang berkuasa setelah memenangkan pemilihan umum demokratis di Gaza dan merupakan realitas penting di kawasan itu, karena seorang teroris tidak akan memberikan kontribusi apa pun untuk upaya perdamaian dan stabilitas di kawasan itu."
Pernyataan itu menambahkan bahwa Turki meminta Amerika Serikat untuk menggunakan pengaruh regionalnya untuk sebuah "kebijakan yang seimbang" yang akan membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina, daripada "melayani kepentingan Israel".
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...