Pertikaian Palestina-Israel Seperti Api dalam Sekam
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Pertikaian antara penduduk sipil Palestina dan sipil serta aparat keamanan Israel seperti memelihara api dalam sekam. Konflik akan meluas dan menjadi parah jika tidak ada tekanan dari komunitas internasional.
Seorang wanita menikam aparat kepolisian Israel di dekat markas polisi di Yerusalem pada Senin (12/10) dan ditembak oleh korban, menurut keterangan pihak kepolisian.
Polisi mengatakan korban -- seorang polisi perbatasan -- melihat seorang wanita yang bertingkah mencurigakan dan berusaha menghentikannya. Ketika petugas tersebut mengejar dia, dia berbalik dan menusuknya, dan polisi itu kemudian menembaknya
Pelaku penyerangan dilarikan ke rumah sakit, sementara polisi tersebut kemungkinan tidak mengalami luka serius.
Pasukan keamanan Israel berpatroli di sebuah lokasi tempat seorang warga Israel keturunan Arab menyerang sekelompok orang Yahudi di Kibbutz Gan Shmuel, Israel utara pada 11 Oktober 2015. Seorang warga Israel keturunan Arab menabrakkan mobilnya ke sekelompok orang Yahudi sebelum menusuk mereka dan melukai empat di antaranya, kata polisi Israel. Polisi menangkap tersangka penyerang tanpa membuatnya terluka, mengidentifikasinya sebagai warga Israel keturunan Arab berusia 20 tahun dari sebuah kota di Israel utara. (Foto: AFP/Ahmad Gharabli)
Itu merupakan serangan penikaman kedua pada Senin dan ke-17 yang menargetkan warga Israel atau Yahudi sejak 3 Oktober, sebagian besar dilakukan oleh pemuda Palestina. Dua warga Israel tewas dalam gelombang penusukan dan sekitar 20 lainnya terluka.
Penusukan dan kerusuhan di Yerusalem timur, Tepi Barat dan Jalur Gaza memicu peringatan akan risiko pemberontakan ketiga Palestina terhadap Israel.
YouTube Hapus Video Palestina yang ‘Menghasut Pembunuhan’
Israel pada Senin (12/10) mengatakan bahwa YouTube telah menghapus video Palestina yang dianggap negara Yahudi tersebut “menghasut pembunuhan” di saat kerusuhan terus meningkat.
Beberapa video yang menggambarkan warga Palestina menikam warga Israel atau menyerukan serangan-serangan semacam itu serta rekaman warga yang melempar batu ke arah tentara Israel telah diunggah ke dunia maya.
Beberapa video lainnya yang menunjukkan para petugas keamanan Israel menembak mati penyerang juga bisa memberikan pengaruh kepada para pemuda Palestina, dengan kekerasan terjadi sejak awal bulan yang berisiko menjadi pemberontakan skala penuh, atau intifada ketiga.
Belum diketahui dengan jelas video-video mana saja yang diminta Israel untuk dihapus dan berapa banyak.
“Banyak video, terutama dari Hamas, yang menghasut kekerasan, kebencian dan pembunuhan warga Israel serta Yahudi dihapus setelah kami mengajukan permintaan kepada YouTube,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Emmanuel Nahshon kepada AFP.
Dia mengatakan Israel mengajukan permintaan tersebut melalui surat kepada cabang Google di negara tersebut. (AFP)
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...