Pertumbuhan Ekonomi 2014 Diperkirakan 6,4% - 6,9%
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 berkisar antara 6,4 hingga 6,9 persen mengacu kepada kondisi perekonomian global terkini, hal ini dirasakan pas untuk Indonesia.
Chatib Basri, selaku Menteri Keuangan mengatakan pendapat tersebut pada bagian pembukaan rapat paripurna DPR RI ke-25 di Gedung Nusantara II, DPR RI Selasa (28/5) dalam agenda mendengarkan keterangan pihak pemerintah tentang pandangan masing-masing fraksi mengenai kerangka ekonomi makro berbasis kebijakan fiskal sebagai Pendahuluan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2014
“Saat ini digalakkan penguatan daya fleksibel APBN bagi penyesuaian dan pertumbuhan ekonomi global. Produktifitas APBN mengacu kepada pencapaian target nasional. Mengenai pandangan masing-masing fraksi, pemerintah memberikan tanggapan sebagai berikut.” ujar Chatib mengawali pendahuluan pidatonya,
“Tentang sasaran pertumbuhan ekonomi yang dinilai terlalu optimistis 6,1 - 6,9 persen, kami optimis terhadap hal tersebut karena sasaran itu lebih tinggi dari 2013, yang punya outlook berbeda, karena perkiraan itu telah didasari faktor eksternal dan internal antara lain dari kondisi ekonomi global yang membaik.
Sementara dari sisi internal industri pariwisata seperti hotel, restoran pemerintah optimis sehingga angka 6,1 hingga 6,9 persen dapat tercapai, tambahnya.
“Sektor industri, sektor perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan telekomunikasi ikut andil dalam optimisme pemerintah”
Tanggapan pemerintah mengenai stabilitas dan nilai tukar rupiah. Chatib mengatakan bahwa pemerintah perlu menjaga sektor perdagangan valuta asing pada kisaran Rp.9.600 hingga Rp 9.800 per dolar Amerika, melalui kebijakan sektor moneter dan sektor riil karena krisis keuangan dan kestabilan nilai tukar Rupiah masih mungkin bergejolak pada tahun-tahun mendatang.
Lebih lanjut Chatib mengatakan bahwa, penelaahan lebih dalam tentang harga minyak dunia, memang saat ini tidak akan turun terlalu dalam, tetapi ada kecenderungan untuk turun harganya ada.
“Pada perekonomian sektor migas (minyak dan gas) kementerian terkait akan menjaga ketahanan energi nasional, karena kondisi wilayah-wilayah pertambangan yang terus menurun kualitasnya dan volume yang ada di dalam bumi.”
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...