Perubahan Iklim: Populasi Lebah Terancam Iklim yang Kacau
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Kekacauan iklim, telah menyebabkan penurunan populasi lebah secara luas di dua benua, menurut para ilmuwan.
Analisis baru menunjukkan peluang untuk menemukan seekor lebah di tempat manapun di Eropa dan Amerika Utara telah menurun sepertiganya sejak tahun 1970-an.
Suhu yang menghangat akan semakin menyebabkan penurunan ini, yang sudah lebih parah dari yang diduga sebelumnya, kata para peneliti.
Lebah adalah polinator utama banyak buah-buahan, sayuran, dan tumbuhan liar. Tanpa mereka, tanaman bisa gagal panen, sehingga mengurangi makanan bagi manusia dan spesies lainnya.
Dr Tim Newbold dari University College London mengatakan, bahwa beberapa penelitian sebelumnya memang menunjukkan bahwa distribusi lebah bergerak ke arah utara di Eropa dan Amerika Utara, "seperti yang Anda kira dengan perubahan iklim".
Ia menambahkan: "Tapi ini pertama kalinya kami bisa benar-benar mengaitkan kepunahan di tingkat lokal dan kolonisasi lebah dengan perubahan iklim, menunjukkan secara jelas jejak-jejak perubahan iklim dalam penurunan yang kami amati,”katanya, yang dilansir bbc.com, pada, Jumat (7/2).
Penurunan populasi lebah lebih parah dari yang diduga sebelumnya, kata peneliti utama Peter Soroye dari University of Ottawa di Kanada.
"Kami mengaitkan ini dengan perubahan iklim dan lebih spesifik, dengan suhu ekstrem dan kekacauan iklim yang dihasilkan perubahan iklim," katanya.
Para ilmuwan telah mendokumentasikan penurunan kelimpahan lebah dan jangkauannya karena berbagai penyebab, termasuk pestisida, penyakit, dan hilangnya habitat.
Dalam studi terbaru ini, para peneliti menilik lebih dari setengah juta catatan tentang 66 spesies lebah, dari tahun 1901 hingga 1974 dan dari 2000 hingga 2014.
Mereka mendapati bahwa populasi lebah berkurang dengan cepat di antara 2000-2014: banyaknya lokasi yang mungkin ditempati oleh lebah berkurang rata-rata lebih dari 30 persen dibandingkan dengan 1901-1974.
Kehilangan yang Mengkhawatirkan
Populasi lebah paling terdampak di wilayah selatan seperti Spanyol dan Meksiko, karena tahun-tahun yang lebih hangat dan ekstrem. Dan, meskipun populasi telah bergerak ke wilayah utara yang lebih dingin, ini belum cukup untuk mengompensasi kehilangan.
Jonathan Bridle dan Alexandra van Rensburg dari University of Bristol menyebut, temuan ini "mengkhawatirkan". Dalam komentar mereka yang dimuat di jurnal ilmiah Science, mereka mengatakan:
"Studi baru ini menambah bukti, yang semakin banyak, atas hilangnya keanekaragaman hayati yang meluas dan mengkhawatirkan, dan untuk laju perubahan global yang sekarang melebihi batas kritis ketahanan ekosistem."
Ada sekitar 250 spesies lebah di dunia. Menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), penurunan populasi lebah telah dicatat di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia, yang disebabkan oleh berbagai ancaman mulai dari hilangnya habitat dan degradasi hingga penyakit dan penggunaan pestisida. (bbc.com)
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...