Perundingan Damai Libya Alami Kemajuan
SKHIRAT, SATUHARAPAN.COM – Perundingan damai Libya yang menurut PBB akan menjadi “momen krusial” bagi negara yang terkoyak perang tersebut telah membuat kemajuan sejak dilanjutkan di Maroko, kata salah seorang partisipan kepada AFP, Sabtu (12/9).
“Kami sudah mencapai kesepakatan untuk tujuh dari sembilan poin dalam perjanjian politik tersebut,” kata Ashraf al-Shehh, penasihat politik untuk Kongres Umum Nasional (General National Congress/GNC) di Tripoli.
Libya yang tenggelam ke dalam kekacauan sejak Moamer Kadhafi digulingkan pada 2011, sekarang ini memiliki dua pemerintahan yang saling bertikai, yaitu GNC dan pemerintahan yang diakui internasional di Tobruk, di wilayah ujung timur.
Shehh mengatakan dua isu besar dalam perjanjian itu berkaitan dengan pembentukan militer dan negara selama periode interim dan bagaimana menunjuk anggota Dewan Tinggi Negara.
Dia melaporkan konsultasi yang intens untuk menyelesaikan negosiasi tersebut sebelum 20 September.
Ketika pembicaraan dilanjutkan pada Kamis, utusan perdamaian PBB Bernardino Leon mengungkapkan bahwa dirinya optimistis dengan perjanjian tersebut.
“Kami memulai babak baru pembicaraan Libya, yang kami harapkan akan menjadi babak akhir, momen krusial bagi beberapa pihak,” ujarnya di Skhirat, yang terletak di dekat ibu kota Maroko.
“Kami sangat berharap bahwa mereka akan mengerti batas waktu pada 20 September harus menjadi yang terakhir, harus menjadi salah satu yang akan memungkinkan Libya untuk keluar dari krisis ini.” (afp)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...