Perundingan Suriah Kembali Terancam Gagal
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Pembicaraan damai Suriah yang ditengahi PBB di Jenewa, Swiss, kembali gagal. Dan hal ini dikhawatirkan akan merontokkan gencatan senjata yang telah dicapai pada 27 Maret lalu.
Delegasi dari oposisi Suriah telah meninggalkan Jenewa pada hari Selasa (19/4) setelah menyatakan kelompok itu menangguhkan partisipasi formalnya dalam negosiasi perdamaian, kata ketua oposisi.
Koordinator Komite Tinggi Negosiasi (HNC)dari oposisi, Riyad Hijab, sehari sebelumnya mengatakan akan meninggalkan pembicaraanyang ditangguhkan sebagai protes atas meningkatnya kekerasan dan pembatasan akses kemanusiaan di Suriah.
Namun, menurut AFP, beberapa anggota delegasi untuk sementara akan tetap di Jenewa untuk diskusi teknis dengan staf PBB dan mengikuti loka karya tentang isu-isu kemanusiaan dan tahanan, kata Hijab.
Utusan PBB, Staffan de Mistura, pada hari Sernin (18/4) telah mendapat pemberitahuan tentang niat HNC untuk menghentikan "partisipasi formal" dalam pembicaraan.
Tapi dia bersikeras putaran pembicaraan yang dimulai pada 13 April, akan terus berlangsung hingga hari Minggu dengan format perundingan tidak langsung. Delegasi HNC dan perwakilan pemerintah Suriah bertemu secara terpisah dengan mediator PBB.
Soal Nasib Al-Assad
Ketua perunding pemerintah Suriah, Bashar Ja’afari mengatakan bahwa masa pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad tidak menjadi materi pembicaraan damai. Dan hal ini telah membuat suramnya pembicaraan damai Suriah.
Bashar Ja'afari, kepada stasiun TV Libanon, Al Mayadeen, mengatakan timnya mendorong tentang pemerintah yang diperluas sebagai solusi untuk menghentikan perang. Gagasan ini ditolak oleh oposisi yang berjuang selama lima tahun untuk menggulingkan pemerintahan Al-Assad.
"Di Jenewa kami membawa mandat untuk pemerintahan nasional yang diperluas. Ini adalah mandat kami ... ini adalah tujuan yang akan kami capai dalam pembicaraan damai Jenewa," kata Ja'afari. Sikap itu juga disampaikan pada mediator dari PBB, Staffan de Mistura.
Dia juga mengatakan bahwa nasib Al Assad tidak akan pernah bisa diangkat dalam pembicaraan damai. "Hal ini (nasih Al-Assad) tidak berada di bawah yurisdiksi Jeneva ... ini adalah urusan Suriah-Suriah, ada atau tidak ada Dewan Keamanan,’’ katanya.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...