Perusahaan AS Membuat Alat Bantu Penyandang Cacat untuk Akses Tablet
MARYLAND, SATUHARAPAN.COM - Tablet dan smartphone, dengan semua fitur-fitur pendidikan di dalamnya, dan manfaat hiburan dan sosial mereka, akan sia-sia jika seorang anak tidak dapat menyentuh untuk menggunakannya.
Para peneliti di Georgia Tech mencoba untuk membuka dunia tablet untuk anak-anak yang terbatas mobilitasnya, bagi mereka yang kesulitan untuk menyentuh dan gerakan menggeser diperlukan perangkat untuk mengontrol.
Ayanna Howard, profesor teknik elektro dan komputer, dan mahasiswa pascasarjana, Park Hae Won telah menciptakan Access4Kids, sebuah perangkat input nirkabel yang menggunakan sistem sensor untuk menerjemahkan gerakan fisik menjadi gerakan motorik untuk mengendalikan tablet.
Perangkat tersebut ditambah dengan aplikasi pendukukng open-source dan perangkat lunak yang dikembangkan di Georgia Tech, memungkinkan anak-anak dengan gangguan motorik halus untuk mengakses aplikasi yang umum seperti Facebook dan YouTube, serta aplikasi yang bisa disesuaikan untuk terapi dan pendidikan sains.
“Setiap anak ingin memiliki akses ke teknologi tablet. Jadi bisa dikatakan, kalau kita tidak dapat menggunakannya karena keterbatasan fisik, hal ini sangat tidak adil,” kata Howard. “Kami ingin mereka mempunyai kemampuan untuk menggunakan apa yang ada di pikiran mereka sehingga mereka memiliki jalan untuk melihat dunia.”
Prototipe perangkat Access4Kids memiliki tiga kekuatan resistor sensitif yang mengukur tekanan dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat menginstruksikan tablet. Seorang anak bisa memakai alat tersebut ke lengan atau menempatkannya di lengan kursi roda dan memukul sensor atau menggesek di sensor dengan tinjunya. Kombinasi sensor ketukan atau gesekan akan dikonversi menjadi perintah yang berbeda pada tablet yang berbasis sentuhan.
Anak-anak dengan gangguan neurologis seperti cerebral palsy, cedera otak traumatik, spina bifida (cacat lahir karena kelainan tulang belakang), dan distrofi otot (kelemahan otot), biasanya menderita gangguan motorik halus, yang menyebabkan kesulitan mengendalikan gerakan koordinasi kecil pada tangan, pergelangan tangan dan jari. Mereka cenderung tidak memiliki kemampuan untuk menyentuh area kecil tertentu dengan intensitas yang tepat dan waktu yang dibutuhkan untuk menekan dan gerakan menggesek.
Manfaat Access4Kids bisa penting. Lebih dari 200.000 anak-anak di sekolah umum di AS menderita cacat ortopedi, tidak bisa menggunakan tablet dan layar sentuh. Teknologi bantu yang saat ini, seperti alat komunikasi dan perangkat alternatif bagi gangguan motorik halus, sudah tersedia bagi mereka untuk perangkat komputer tradisional, tetapi tidak ada untuk tablet atau smartphone.
Howard sedang menciptakan prototipe kedua yang bertujuan agar menjadi lebih fleksibel. Ini akan mencakup sensor nirkabel yang dapat ditempatkan di manapun anak mampu memukul mereka, seperti dengan kaki atau sisi kepala. Percobaan pengguna untuk prototipe kedua akan segera dimulai. Howard mengatakan ia berharap untuk menciptakan perangkat melalui uji klinis mulai tahun depan.
Sejauh ini Access4Kids telah menerima umpan balik positif, baik dari anak-anak cacat, serta pengasuhnya. Alat ini juga masuk finalis dalam kompetisi yang disponsori perusahaan Intel terbaru dan dipamerkan di Konsulat Inggris sebelum even Paralympic Games musim panas ini, dan telah menerima respon yang baik.
Proyek ini awalnya didanai oleh sponsor NSF (National Science Foundation) dalam Program Komputasi, kemudian oleh I- Corps, program NSF yang bertujuan untuk menerapkan penemuan ilmiah menjadi produk yang berguna bagi masyarakat. Howard masih mengupayakan pada versi perangkat yang disebut TabAccess untuk orang dewasa penyandang cacat motorik.
Access4Kids juga menerima hibah dari Atlanta Pediatric Device Consortium, yang juga merupakan mitra Georgia Tech, Layanan Kesehatan Anak Atlanta dan Institusi Ilmu Translasi Klinis, mereka memberikan bantuan untuk memproduksi secara komersial perangkat pediatrik tersebut. (sciencedaily.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...