Perusahaan Indonesia Masih Absen Respons Perubahan Iklim
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Hingga kini masih banyak perusahaan di Indonesia absen merespons bencana iklim dengan mitigasi dan adaptasi, meskipun mereka mengetahui dampak besar perubahan iklim terhadap produktivitas.
"Perkembangannya sangat menarik, perusahaan di dunia sudah siapkan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Namun respons perusahaan di Indonesia terhadap hal-hal ini masih nihil," kata Co-founder and Senior Advisor A+ CSR, Jalal, dalam lokakarya bertema "Inisiasi Masyarakat Sipil dan Dunia Usaha dalam Membangun Ketahanan Bencana Iklim di Indonesia" di Jakarta, Kamis (24/4).
Menurut dia, gaung perusahaan-perusahaan dalam menyiapkan diri menghadapi perubahan iklim di Indonesia belum terdengar. Jika standar Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) mengharuskan perusahaan bersiap menghadapi perubahan iklim tentu hal tersebut, akan lebih baik.
"Beradaptasi menghadapi perubahan iklim sangat menjanjikan bagi perusahaan. Saya bisa menjamin," ujarnya.
Menurut dia, perusahaan harus mulai berfikir untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim karena terbukti bencana iklim sering mengganggu operasi perusahaan.
"Banjir Jakarta jadi contoh, jelas itu membuat perusahaan rugi karena tidak beroperasi," katanya.
Sementara itu, Supply Chain Director Nestle Indonesia Wisman Djaja mengatakan perusahaannya memiliki kebijakan keberlanjutan, karenanya strategi mengembangkan teknologi untuk memproduksi dengan memanfaatkan air sedikit mungkin.
Kebijakan lain perusahaan yang dijalankan untuk mendukung ketahanan terhadap perubahan iklim adalah melakukan pendampingan terhadap 35.000 peternak sapi yang menjadi pemasok bagi Nestle. Sebanyak 6.000 biogas tangki dibuat di masing-masing peternak untuk memasok energi sekaligus mengurangi gas metan. (Ant)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...