Perusahaan Tambang Filipina Protes Rencana Pembatalan 75 Kontrak
MANILA, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah perusahaan tambang di Filipina, pada Rabu (15/2), menyuarakan kemarahan mereka atas rencana pemerintah untuk membatalkan hampir seperempat kontrak negara itu, ditambah izin untuk mengeksploitasi salah satu cadangan tembaga terbesar di dunia.
Menteri Lingkungan Gina Lopez pada Selasa mengumumkan akan membatalkan 75 dari 311 kontrak pertambangan negara itu, serta sertifikat penyusuaian lingkungan dari rencana proyek tembaga dan emas Tampakan yang bernilai 5,9 miliar dolar Amerika (sekitar Rp78,5 triliun).
Kamar Dagang Pertambangan Filipina mengatakan akan melawan keputusan Lopez, memperingatkan bahwa keputusan itu mengancam beberapa proyek yang nilainya mencapai 22 miliar dolar Amerika (sekitar Rp293,1 triliun).
Kontrak tersebut adalah untuk beberapa proyek di jalur pipa, tetapi belum beroperasi.
“Dia akan mematikan industri tambang. Kami tidak melihat adanya masa depan di bawah kepemimpinannya,” ujar Ronald Recidoro, wakil presiden kamar dagang tersebut untuk urusan hukum dan kebijakan, kepada AFP.
“Pengumumannya sangat merugikan dalam segala aspek.”
Lopez, yang ditunjuk oleh Presiden Rodrigo Duterte tahun lalu, telah mengecam sejumlah praktik yang menurutnya merusak lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan tambang lokal dan asing di Filipina.
“Air adalah kehidupan. Jika Anda membahayakan pasokan air untuk masyarakat di sana, Anda membahayakan kualitas hidup penduduknya,” ujar Lopez pada Selasa (14/2). (AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...