Perusahaan Tambang Mengancam Ruang Hidup dan Keselamatan Warga Mandailing Natal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) melaporkan bahwa sudah 15 tahun PT Sorikmas Mining hadir di Kabupaten Mandailing Natal-Sumatera Utara. Kehadirannya tidak pernah diterima oleh masyarakat karena diyakini tidak memberikan kesejahteraan. Menurut catatan JATAM yang diterima satuharapan.com Jumat (4/10), pada Mei 2011 dan Maret 2012 yang lalu, muncul aksi penolakan dari ribuan masyarakat Mandailing Natal yang berujung penembakan dan kriminalisasi.
Sampai sekarang ini menurut JATAM penolakan masih terus terjadi. Dalam pekan ini saja sudah tiga kali ibu-ibu dari Desa Huta Godang Muda (Kecamatan Siabu) berserta masyarakat dari tujuh desa di Kecamatan Naga Juang melakukan protes keras terhadap PT Sorikmas Mining. Mereka memblokir jalan di kampung mereka karena telah digunakan dengan semena-semena oleh perusahaan untuk mengangkut logistik.
Penolakan masyarakat atas keberadaan PT Sorikmas Mining dinilai JATAM sangat beralasan. Mengingat hutan yang digunakan masyarakat sebagai sumber penghidupan terancam rusak akibat aktivitas pertambangan. “Belum lagi masalah sosial yang timbul diantara sesama masyarakat, antara pihak pro tambang dan pihak yang menolak tambang” kata Budi Utomo salah satu warga di Kecamatan Siabu.
JATAM melihat jika wilayah konsesi perusahaan yang sahamnya dikuasai Sihayo Gold (75%) dan Antam (25%) masih tumpang tindih dengan kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG).
"Jika satu gram emas membutuhkan lebih dari 100 liter air, bayangkan bagaimana TNBG sebagai wilayah tangkapan air akan dirusak secara masif. Kehadiran perusahaan semakin mendekatkan warga dengan bencana," kata JATAM yang menyatakan dirinya sebagai jaringan organisasi non pemerintah dan organisasi komunitas yang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah HAM, gender, lingkungan hidup, masyarakat adat, dan isu-isu keadilan sosial dalam industri pertambangan dan migas.
Untuk itu JATAM mendukung upaya penyelamatan ruang hidup yang dilakukan oleh warga serta mendesak Kementerian Kehutanan bertindak tegas untuk mengusir PT. Sorikmas Mining dari kawasan Taman Nasional Batang Gadis. Pemerintah harus membatalkan Kontrak Karya PT. Sorikmas Mining yang jelas-jelas mengancam keberlangsungan hidup warga dan fungsi vital Taman Nasional Batang Gadis.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...