Perusahaan Transportasi, Target Sanksi Terbaru AS Terhadap Iran
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat memperketat sanksi baru bagi Iran dalam menekan rezim pemerintah itu dalam program senjata nuklir dan peluru kendali balistik, hari Rabu (11/12). Entitas baru yang menjadi target adalah beberapa perusahaan transportasi.
Washington menargetkan Mahan Air atas peran maskapai ini dalam pengembangan senjata pemusnah massal, kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kepada wartawan. Termasuk dalam daftar hitam ini adalah jaringan pelayaran Iran yang terlibat dalam penyelundupan bantuan senjata mematikan dari Iran ke Yaman atas nama Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), dan pasukan paramiliter asing serta mata-mata spionase Pasukan Quds.
"Tindakan hari ini terhadap jaringan bantuan mematikan ini adalah contoh lain dari pemerintah AS dalam memotong semua jalan untuk pengiriman senjata kepada pemberontak Houthi," kata Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan.
Mahan Air, yang sudah dalam daftar sanksi AS, juga telah mengangkut pejuang dan pasokan ke Suriah yang dilanda perang untuk mendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad, menurut Departemen Keuangan.
Pompeo mengatakan bahwa program senjata pemusnah massal Iran menyalurkan dana dari orang-orang Iran dan meningkatkan aksi terorisme. "Selama perilakunya yang memfitnah terus berlanjut, demikian juga tekanan maksimum kami," kata Pompeo.
Pemerintahan Trump memberlakukan serangan "tekanan maksimum" dengan meningkatkan sanksi yang menargetkan rezim Iran, sejak negara itu meninggalkan perjanjian nuklir pada era Presiden Barack Obama pada 2018. Sanksi tersebut telah menyebabkan kehancuran pada sejumlah industri di Iran, khususnya sektor minyak.
AS, kata Pompeo juga berupaya mengembalikan orang-orang AS yang ditahan di Iran. Namun “kami tidak mengirim paket uang tunai, mengirim tas uang. Kami tidak mengubah kebijakan kami,” katanya terkait tebusan untuk mereka.
“Anda lihat hari ini kami masih mengumumkan kelanjutan dari kampanye tekanan maksimum kami. Tetapi jika kita dapat menemukan celah untuk membebaskan orang-orang ini kembali ke keluarga mereka dan kembali ke Amerika, kita pasti akan melakukannya," kata Pompeo.
Pada massa Presiden Obama, AS diam-diam mengirimkan 400 juta dolar AS uang tunai ke Teheran pada hari yang sama rezim membebaskan empat tahanan Amerika pada tahun 2016.
Pada saat itu, pemerintah mengatakan telah menyelesaikan tuntutan terhadap Iran di Pengadilan Kejahatan Internasional di Den Haag, dengan mengeluarkan 400 juta dolar AS, dana yang dibekukan sejak tahun 1981.
Dana tersebut adalah bagian dari dana perwalian yang digunakan Iran sebelum Revolusi Islam 1979 untuk membeli peralatan militer AS yang diikat selama beberapa dekade dalam proses pengadilan.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...