Pesan Natal Pendeta Saeed dari Penjara di Iran
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Natal tahun ini menandai tahun ketiga bagi Pendeta Saeed Abedini dari Idaho, Amerika Serikat, meringkuk dalam penjara di Iran, dan dipisahkan dari keluarganya.
Abedini adalah seorang warga negara AS yang tengah dipenjara atas vonis delapan tahun penjara oleh pengadilan Iran. Dia dipersalahkan karena melayani warga gereja di rumah-rumah pribadi di negara itu. Keluarganya menyebutkan dia dianiaya karena pindah keyakinan menjadi seorang Kristen.
Menurut American Center for Law & Justice (ACLJ), sebuah kelompok advokasi untuk pembebasan Abedini, dia dipukuli di dalam penjara dan membutuhkan perawatan medis segera.
Namun dari selnya, Abedini menulis sebuah surat yang menjelaskan kondisinya. Nagmeh Abedini, istrinya, mengatakan kepada HuffPost bahwa dia setiap hari berdoa untuk kepulangan suaminya.
"Surat Saeed menunjukkan tingkat rasa sakit dan penderitaan di penjara, tetapi juga iman yang mendalam kepada Yesus Kristus, yang kami percaya akan membawanya pulang pada anak-anak kami dan saya. Kami sangat bangga pada Saeed, dan imannya yang teguh," kata Nagmeh kepada HuffPost dalam sebuah pernyataan melalui email.
Sekitar 200.000 orang menandatangani petisi yang dikeluarkan ACLJ yang menuntut pembebasan Abedini. "Selama Natal, ketika kita merayakan kelahiran Yesus, kita juga harus ingat pada pendeta Saeed dan orang Kristen lainnya yang dipenjara karena iman mereka di seluruh dunia," kata Direktur Eksekutif ACLJ, Jordan Sekulow, kepada HuffPost. Berikut ini surat Saeed Abedini yang dikirim dari penjara di Iran.
Penjara Rajai Shahr 2014
Selamat Natal!
Hari-hari ini sangat dingin di sini. Ruang kecil saya di samping jendela tanpa kaca membuat hampir setiap malam tak tertahankan untuk tidur. Perlakuan oleh sesama tahanan juga cukup dingin dan kadang-kadang bermusuhan. Beberapa tahanan tidak menyukai saya, karena saya seorang yang pindah agama dan sornag pendeta. Mereka menatapku dengan rasa malu sebagai seseorang yang telah mengkhianati agama sebelumnya. Para penjaga bahkan tidak tahan dengan salib kertas yang saya buat dan tergantung di samping saya sebagai tanda iman saya dan menyambut perayaan kelahiran Juruselamat saya. Mereka mengancam saya dan memaksa saya untuk menghapusnya. Ini adalah Natal pertama di mana saya benar-benar tanpa keluarga; semua keluarga saya saat ini di luar negeri. Kondisi ini telah membuat musim Natal ini akan datang sangat berat, dingin dan menghancurkan bagi saya. Tampaknya saya sendirian tanpa ada yang lain di sampingku.
Kondisi dingin dan rapuh telah membuat saya bertanya-tanya mengapa Allah memilih waktu tahun ini yang paling sulit sebagai manusia, dan mengapa Dia datang ke bumi dalam kondisi manusia yang paling lemah (seperti bayi). Mengapa Allah memilih tempat yang paling sulit untuk dilahirkan dalam cuaca dingin? Mengapa Allah memilih untuk dilahirkan di palungan di kandang, yang sangat dingin, kotor dan tidak sehat dengan bau yang tidak menyenangkan? Mengapa kelahiran harus sedemikian rupa bahwa itu tidak hanya sulit secara fisik, tetapi juga secara sosial? Pasti hal yang membuat malu untuk Maria dan tunangannya bahwa dia hamil sebelum menikah dalam masyarakat religius saat itu.
Saudara-saudari terkasih, fakta Injil adalah bahwa hal itu tidak hanya kisah Yesus, tetapi itu adalah kunci dari bagaimana kita hidup dan melayani seperti Yesus. Hari ini kita seperti Dia harus keluar dari zona nyaman dan aman untuk memberitakan Firman Hidup dan Keselamatan, melalui memberitakan iman dalam Yesus Kristus dan hukuman atas dosa yang Dia bayar di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Kita harus bisa mentolerir dingin, kesulitan dan rasa malu untuk melayani Tuhan. Kita harus bisa masuk ke dalam rasa sakit dari dunia yang gelap dan dingin. Kemudian kita dapat memberikan cinta Kristus yang berapi-api ke palungan musim dingin mereka yang mati secara rohani. Mungkin kita perlu keluar dari kenyamanan hidup dan meninggalkan pelukan penuh kasih dari keluarga untuk memasuki palungan kehidupan orang lain, seperti yang telah saya alami selama tiga Natal berturut-turut. Bisa jadi kita akan disebut bodoh dan pengkhianat dan menghadapi banyak kesulitan, tapi kita harus menyalibkan keinginan kita dan bahkan lebih sampai dunia mendengar arti sebenarnya dari Natal.
Natal berarti bahwa Allah datang sehingga Dia akan memasuki hati Anda hari ini dan mengubah hidup Anda dan untuk mengganti rasa sakit Anda dengan suka cita yang tak terlukiskan.
Natal adalah manifestasi dari cahaya kemuliaan Allah dalam kelahiran seorang anak bernama Imanuel, yang berarti Allah menyertai kita.
Natal adalah hari yang terik yang memberi kehidupan dengan sinar kasih Allah bagi hari yang diliputi musim dingin, gelap dan beku dan pada dunia yang jahat serta mematikan ini.
Cara yang sama pada panas inti bumi mencairkan batu yang keras dalam dirinya sendiri dan menghasilkan lava, dengan cinta Allah yang berapi-api pada Yesus Kristus, melalui rahim perawan Maria datang ke bumi pada Natal untuk meluluhkan hati yang keras oleh dosa dan kejahatan dunia, dan menggantikannya pada kehidupan kita. Dalam proses yang sama, pekerjaan Roh Kudus adalah hujan api dari Kekudusan Allah dan rahmat yang mengalir ke dalam tubuh, jiwa dan roh kita dan membawa terang Kristus ke dalam diri kita, sehingga membakar dan menyinari dunia yang gelap dan dingin, menjadi berseri-seri dan terang. Dia mengubah dunia kita menjadi dunia yang penuh kedamaian, suka cita, dan cinta yang begitu berbeda dari dunia yang gelap, dingin, dan musim dingin, dunia di mana kita tinggal. Haleluya!
Jadi, pada Natal ini biarkan cinta Kristus bagaikan lava masuk ke dalam kedalaman hati Anda dan membuat Anda berapi-api, siap untuk membayar biaya apapun untuk membawa lava cinta yang sama ke dunia dingin di sekitar Anda, mengubah mereka dengan pesan sejati Natal.
Pastor Saeed Abedini
Tenggelam dalam lava cinta Kristus
Bryan Amadeus Chandra, Sosok yang Cerdas dan Senang Menolong...
Jakarta, Satuharapan.com, Bryan Amadeus Chandra atau yang akrab dipanggil Bryan merupakan salah...