Pesawat Bertenaga Surya Sukses Melintasi Pasifik
MOUNTAIN VIEW, SATUHARAPAN.COM - Solar Impulse 2, pesawat uji coba yang berkeliling dunia tanpa menggunakan setetes pun bahan bakar minyak, berhasil mendarat di California, Amerika Serikat, pada Minggu (24/4).
“Rute Pasifik sudah rampung. Saya senang ini berhasil dilakukan,” kata Bertrand Piccard. Ia melakukan penerbangan dari Hawaii ke California menggunakan pesawat bertenaga surya, seperti diberitakan AFP.
Pesawat itu, berhasil menyelesaikan penerbangan melintasi Samudera Pasifik selama tiga hari dari Hawaii ke California. Penerbangan itu adalah tahap kesembilan misi keliling dunia.
Pesawat tersebut tampak melesat di atas Jembatan Golden Gate di Kota San Francisco ketika bersiap mendarat di lapangan terbang Moffett, Mountain View, Silicon Valley, California, pada Sabtu (23/4) waktu setempat.
Dengan demikian, Solar Impulse menghabiskan tiga hari sejak lepas landas dari Hawaii.
“Saya melintasi jembatan. Saya resmi berada di Amerika,” kata pilot Bertrand Piccard, tatkala mengarahkan Solar Impulse ke Teluk San Francisco.
Solar Impulse 2 dikemudikan oleh ilmuwan dan penjelajah Swiss Bertrand Piccard, yang mencoba untuk mempromosikan teknologi bersih, menggunakan pesawat dengan 17.000 sel surya. Ia terbang bergantian bersama rekannya, pengusaha, pilot, dan penjelajah André Borschberg. "Ini adalah era baru. Bukan fiksi ilmiah. Ini (teknologi) hari ini, "kata Piccard. "Itu ada dan teknologi bersih dapat melakukan hal yang mustahil," Piccard menjelaskan, seperti diberitakan time.com.
Piccard (58), sudah berulang kali melakukan penerbangan solo bersama rekannya Andre Borschberg, dan ia berhasil melakukan penerbangan berbahaya dari Hawaii di Pasifik tengah ke Kota San Francisco di Silicon Valley, California.
Penerbangan melintasi Pasifik merupakan rute penerbangan paling berbahaya mengingat minimnya lokasi pendaratan jika terjadi situasi darurat.
Solar Impulse, memulai perjalanan keliling dunia dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Maret 2015. Dari sana, pesawat tersebut telah menempuh sembilan tahap, termasuk perjalanan dari Hawaii ke California.
Kendala terbesar terjadi ketika Solar Impulse mencapai Hawaii dari Jepang, pada Juli 2015, dikemudikan Borschberg. Dalam penerbangan selama hampir lima hari itu baterai pesawat rusak dan harus diperbaiki selama delapan bulan.
Solar Impulse benar-benar mengandalkan panel surya, yang terletak pada permukaan atas pesawat, sebagai tenaga. Pada siang hari, panel surya itu akan mengisi empat baterai lithium-ion, untuk digunakan saat pesawat terbang malam hingga pagi.
Karena kokpit Solar Impulse hanya berkapasitas satu orang, ada dua pilot yang menerbangkannya secara bergantian setiap tahap. Setelah Piccard merampungkan tahap Hawaii-California, maka giliran Andre Borschberg yang membawa Solar Impulse melintasi daratan AS ke New York di pantai timur.
Baik Piccard maupun Borschberg berniat mencapai New York pada awal Juni mendatang, sehingga bisa bersiap melintasi Samudera Atlantik ke Eropa selatan atau Afrika utara. Dari sana, mereka berharap bisa mencapai garis finis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Kondisi Fisik
Dengan rentang sayap selebar 72 meter dan bobot 2,3 ton, Solar Impulse ‘hanya’ mampu melaju 70 kilometer per jam. Karena kecepatan sangat terbatas, penerbangan dalam satu tahap bisa memakan waktu beberapa hari.
Oleh sebab itu, Piccard dan Borschberg harus terus terjaga saat mengudara. Meski demikian, mereka diperbolehkan ‘tidur-tidur ayam’ selama 20 menit.
Mereka juga harus memastikan fisik dalam kondisi prima, karena ruang kokpit sebesar 3,8 meter kubik, kira-kira sebesar boks telepon umum. Namun, Borschberg mengatakan hal itu tidak sebanding dengan pengalaman yang dia rasakan.
“Pesawat eksperimen adalah ciptaan yang hidup. Setiap penerbangan mendatangkan pembelajaran baru yang bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas, keandalan, dan performa pesawat,”katanya kepada bbc.com.
Perjalanan yang sudah Ditempuh Solar Impulse
-Tahap 1: 9 Maret 2015, Abu Dhabi (UEA) ke Muskat (Oman) – 441 km dalam 13 jam 1 menit
-Tahap 2: 10 Maret 2015, Muskat (Oman) ke Ahmedabad (India) – 1.468 km dalam 15 jam 20 menit
-Tahap 3: 18 Maret 2015, Ahmedabad (India) ke Varanasi (India) – 1.215 km dalam 13 jam 15 menit
-Tahap 4: 19 Maret 2015, Varanasi (India) ke Mandalay (Myanmar) – 1.398 km dalam 13 jam 29 menit
-Tahap 5: 29 Maret 2015, Mandalay (Myanmar) ke Chongqing (Cina) – 1.459 km dalam 20 jam 29 menit
-Tahap 6: 21 April 2015, Chongqing (Cina) ke Nanjing (Cina) – 1.241 km dalam 17 jam 22 menit
-Tahap 7: 30 Mei 2015, Nanjing (Cina) ke Nagoya (Jepang) - 2.942 km dalam 1 hari 20 jam 9 menit
-Tahap 8: 28 Juni 2015, Nagoya (Jepang) ke Kalaeloa, Hawaii (AS) - 8.924 km dalam 4 hari 21 jam 52 menit
-Tahap 9: 21 April 2016, Kalaeloa, Hawaii (AS) ke Mountain View, California (AS) - 4.200km
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...