Wujudkan Dunia yang Bebas Malaria
BENGKULU, SATUHARAPAN.COM - Hari Malaria Sedunia (HMS) diperingati di seluruh dunia setiap tanggal 25 April. Tahun ini strategi global WHO melawan Malaria dilakukan dengan menyerukan penghapusan transmisi lokal malaria setidaknya pada 10 negara di tahun 2020. Melalui rilisnya yang dikutip dari situs who.int, WHO mengumumkan bahwa tahun 2015, seluruh negara di wilayah Eropa Barat sudah tidak ada kasus malaria. Kasus malaria masih terdapat di Argentina, Kosta Rika , Irak, Maroko, Oman, Paraguay, Sri Lanka dan Uni Emirat Arab, termasuk 6 negara di wilayah Afrika, di mana beban penyakit ini terberat.
Sejak tahun 2000, angka kematian akibat malaria telah menurun 60 persen secara global. Di Afrika angka kematian akibat malaria turun 66 persen di antara semua kelompok usia, dan sebesar 71 persen pada anak-anak di bawah 5 tahun. Alat-alat inti pengendalian malaria yang telah banyak digunakan selama dekade terakhir antara lain insektisida kelambu, penyemprotan residu dalam ruangan, pengujian diagnostik cepat dan terapi kombinasi berbasis artemisinin. Akan tetapi, masih sulit untuk menghapus malaria secara keseluruhan. Hampir setengah dari populasi dunia, 3,2 miliar orang, tetap berisiko malaria. Tahun lalu saja, 214 juta kasus baru penyakit dilaporkan di 95 negara dan lebih dari 400 000 orang meninggal karena malaria.
Ancaman abad ini, adalah ternyata nyamuk telah resistensi terhadap insektisida yang digunakan. Demikian pula resistensi parasit untuk komponen salah satu obat antimalaria yang paling kuat. Untuk menghadapi malaria mungkin akan membutuhkan alat-alat baru, dan teknologi baru.
Tahun lalu, untuk pertama kalinya, European Medicines Agency mengeluarkan pendapat ilmiah positif pada vaksin malaria. Pada bulan Januari 2016, WHO merekomendasikan proyek percontohan skala besar vaksin di beberapa negara Afrika, yang bisa membuka jalan untuk penyebaran yang lebih luas di tahun-tahun mendatang.
Indonesia Bebas Malaria
Tahun ini, peringatan HMS merupakan yang ke-9 sejak pertama kali diselenggarakan di Indonesia pada 25 April 2008, seperti yang dirilis dari situs depkes.go.id. Peringatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kebijakan program pencegahan dan pengendalian Malaria, sekaligus menjadi momentum guna menggalang kekuatan dan sumber daya guna mewujudkan Indonesia Bebas Malaria pada tahun 2030.
Hari Malaria Sedunia tahun 2016 memiliki tema global End Malaria For Good. Sementara itu, tema nasionanya adalah Bebas Malaria Prestasi Bangsa dengan tiga sub-tema, yaitu: tidur pakai kelambu berinsektisida cara tepat cegah Malari, penemuan dini dan pengobatan tepat, langkah awal menuju eliminasi Malaria; serta bersama warga, menuju desa bebas Malaria.
Puncak Peringatan HMS ke 9 tahun 2016 dilaksanakan di Bengkulu atas inisiatif Gubernur Bengkulu, Dr H Ridwan Mukti MH, Inisiatif ini merupakan cermin dari komitmen Pemerintah Daerah dan masyarakat Bengkulu untuk mewujudkan Bengkulu Bebas Malaria 2020. Hal tersebut ditandai dengan penandatangan komitmen serta kesepakatan bersama antara Gubernur dengan Bupati/Walikota untuk bersama Eliminasi Malaria di Bengkulu.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan penyerahan sertifikat eliminasi Malaria bagi Kabupaten/Kota yang telah elinimasi Malaria. Kegiatan selanjutnya adalah penyerahan Buku Juknis Pendampingan Ibu Hamil Risiko Tinggi secara simbolis kepada perwakilan Mahasiswa Poltekes Kemenkes Bengkulu. Puncaknya adalah Pencanangan Kelambu Massal oleh MenteriKesehatan, Prof Dr dr Nila Farid Moeloek, Sp M(K) yang dilanjutkan dengan video conference dengan 4 Provinsi, yakni: Papua Barat (Teluk Bintuni), Sumut (Mandailing Natal), Kalimatan Tengah (Palangkaraya), NTB (Mataram).
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...