Petani yang Kaya
Petani itu tak pernah sempat menikmati kekayaannya.
SATUHARAPAN.COM – Ada seorang petani yang sangat kaya. Ia kaya karena tanahnya subur. Tanaman jagungnya tumbuh lebih cepat dibandingkan tanaman jagung petani lainnya. Tanaman jagungnya pun lebih tinggi dibandingkan tanaman jagung petani lainnya.
Ketika panen, jagungnya lebih banyak dibandingkan jagung petani lainnya! Dia memang petani yang beruntung. Tahun ini panen jagungnya banyak sekali, sehingga gudang tuanya tidak dapat menampung lagi. Gudang itu seperti akan pecah.
”Tidak masalah,” kata si Petani. ”Aku akan merubuhkan gudang tua itu dan membangun yang lebih besar. Tahun depan tentulah aku akan cukup kaya untuk hidup tenang.” Maka dia pun membangun gudang yang lebih besar.
Tapi ketika panen tiba, gudang yang baru itu pun tidak cukup besar. Petani itu telah menanam lebih banyak lagi jagung. Dan ternyata, dia juga menanam wortel.
”Tidak masalah,” kata si Petani. ”Aku akan membangun gudang yang lebih besar dan lebih baik. Tahun depan tentu aku akan lebih kaya dan dapat hidup bersenang-senang.” Maka dia pun membangun gudang yang lebih besar dan lebih baik.
Tapi ketika panen tiba, gudang yang lebih besar dan baik itu pun tidak cukup besar. Lagi-lagi, petani itu telah menanam sangat banyak jagung dan wortel. Bahkan juga kol!
Kali ini, petani itu berkata kepada dirinya sendiri, ”Aku akan membangun gudang yang paling besar dan hebat di dunia. Maka aku nanti akan sangat kaya dan tidak perlu bekerja lagi!”
Gudang yang dibangunnya itu tinggi sampai ke langit. Ketika gudang itu selesai, petani itu bergumam puas, ”Besok aku akan mengumpulkan panenku. Kemudian aku akan mulai bersenang-senang. Ya! Aku akan berpesta!”
Tapi pada tengah malam si Petani meninggal ketika sedang tidur. Hidupnya sudah selesai! Burung-burung memakan jagungnya, kelinci menggali wortel-wortelnya, dan kolnya pun layu. Gudang yang besar itu tetap kosong dan petani kaya itu tidak pernah menikmati uangnya. Petani yang malang.
Demikianlah cerita anak karya Nick Butterworth berdasarkan perumpamaan Yesus dalam Lukas 12:13-21, terbitan Bina Kasih. Sungguh malang memang, petani itu tak pernah sempat menikmati kekayaannya. Dia kehilangan kebahagiaan dunia, juga akhirat.
Editor : Yoel M Indrasmoro
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...