Petinggi Militer Rusia Mengetahui Rencana Pemberontakan Wagner
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Jenderal Sergey Surovikin, wakil komandan operasi militer Rusia di Ukraina, mengetahui sebelumnya bahwa kepala tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, merencanakan pemberontakan terhadap pejabat pertahanan Moskow, menurut laporan New York Times pada hari Selasa (27/6).
Surat kabar tersebut mengutip para pejabat Amerika Serikat yang memberi pengarahan kepada intelijen AS mengenai masalah tersebut dan melaporkan bahwa para pejabat tersebut “mencoba untuk mengetahui apakah Jenderal Sergey Surovikin, mantan komandan tertinggi Rusia di Ukraina, membantu merencanakan tindakan Prigozhin akhir pekan lalu.”
Prigozhin terbang ke pengasingan di Belarusia pada hari Selasa (27/6) di bawah kesepakatan yang mengakhiri pemberontakan singkat oleh para pejuang Wagner selama akhir pekan, ketika Presiden Vladimir Putin memuji angkatan bersenjatanya karena mencegah perang saudara.
The New York Times melaporkan bahwa pejabat Amerika juga mengatakan ada tanda-tanda bahwa jenderal Rusia lainnya mungkin juga mendukung Prigozhin. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Pentagon tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Kremlin dan kementerian pertahanan Rusia juga tidak segera menjawab pertanyaan Reuters.
Surovikin, yang dijuluki "Jenderal Armagedon" oleh media Rusia, telah ditugaskan untuk memimpin operasi di Ukraina pada bulan Oktober. Namun pada bulan Januari Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menunjuk Kepala Staf Umum, Valery Gerasimov, untuk mengawasi serangan tersebut, dengan Surovikin tetap sebagai wakilnya.
Sebelum melancarkan pemberontakan, Prigozhin telah mengamuk terhadap Shoigu dan Gerasimov, menyalahkan mereka atas kegagalan kampanye dan kurangnya dukungan tentara untuk pejuang Wagner.
Surovikin mendesak kelompok Wagner untuk menghentikan perlawanan mereka terhadap kepemimpinan militer dan kembali ke pangkalan mereka tepat sebelum Prigozhin memimpin para pejuangnya dalam apa yang disebut "pawai untuk keadilan".
Setelah berangkat dari kota Rostov-on-Don di Rusia selatan selama akhir pekan, Prigozhin membatalkan pawai dalam jarak 200 kilometer (125 mil) dari Moskow. (The New York Times/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...