Petra Kvitova Juarai Wimbledon 2014
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Petra Kvitova menjuarai salah satu kejuaraan tenis bergengsi Grand Slam dunia, Wimbledon 2014, setelah pada final mengalahkan petenis muda Kanada, Eugenie Bouchard 6-3,6-0 dalam 55 menit pada partai yang berlangsung Sabtu (5/7) malam WIB di di All England Lawn Tenis and Croquet Club, London.
Gelar ini merupakan yang kedua bagi petenis Republik Ceska itu, sebelumnya dia menangi pada 2011. Kemenangan ini membawanya ke peringkat keempat dunia versi WTA (Asosiasi Tenis Wanita Dunia) sebelumnya dia berada urutan keenam.
Menurut BBC, kekalahan Bouchard tidak terlalu menyedihkan, karena petenis putri muda berusia 20 tahun tersebut telah membuat sejarah dengan menjadi atlet Kanada pertama yang mencapai final Grand Slam. Bouchard telah memenangkan Wimbledon usia Junior dua tahun yang lalu dan merupakan salah satu kemenangan dari mengambil judul senior hanya dia keenam turnamen Grand Slam, tapi datang melawan pemain dalam bentuk yang luar biasa.
Kemenangan Kvitova ditentukan di set kedua dalam waktu singkat yakni 20 menit, karena sebelumnya di set pertama Kvitova sempat menemui perlawanan ketat di angka 6-1 hingga 6-3, akan tetapi di set kedua bola pukulan Kvitova sama sekali tidak dapat dijangkau Bouchard.
Seusai pertandingan di hadapan para penonton seusai mengangkat trofi berbentuk piring, Kvitova mengatakan pertandingan yang sulit menghadapi anak muda seperti Bouchard.
“Sangat spesial bagi saya, karena penantian tiga tahun cukup lama, dan melelahkan. Apalagi hari ini memang tidak bisa saya sembunyikan kegembiraan saya bagi negara saya,” kata Kvitova.
Bouchard tetap optimistis bahwa peluangnya di turnamen Grand Slam lain akan dapat bersinar. “Saya rasa di pertandingan tadi saya telah melakukan hal yang benar, saya tidak tahu apakah saya bisa hadir di partai puncak lagi seperti ini atau tidak, selamat bagi Kvitova,” kata Bouchard.
Sementara itu Lindsay Davenport, mantan petenis putri Amerika Serikat yang menjuarai Wimbledon pada 1999 berkomentar kepada BBC mengenai analisisnya terhadap partai puncak.
“Bouchard mencoba segalanya tapi Kvitova tidak kehilangan apa-apa,” komentar Davenport. “Ini adalah hal yang sangat menakjubkan karena ketika seseorang ingin mencapai karirnya di dunia tenis, tetapi hanya berpikir kecantikan itu salah, maka yang benar adalah cara bermain yang cantik, tetapi bagaimana pun juga determinasi Kvitova patut diacungi jempol. Kita tidak bisa menyalahkan Bouchard, karena menurut analisis saya Kvitova mengunci permainan Bouchard dengan backhand cepatnya, dan penempatan yang bagus dari Kvitova,” tutup Davenport. (bbc.co.uk/livescore.com/ akun twitter @Wimbledon).
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...