Piala Eropa 2016: Menagih Janji Pogba
Babak 16 Besar: Prancis vs Rep. Irlandia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Untuk pertama kalinya Rep. Irlandia lolos fase grup dari tiga kali keikutsertaannya di Piala Eropa. Tahun 1988 dan 2012 mereka terhenti di fase grup. Penampilan gemilang Robbie Brady yang mencetak gol di menit-menit akhir saat menghadapi Italia menambah 3 poin dan mengantarkan mereka menjadi salah satu peringkat tiga terbaik.
Prancis menjuarai grup A setelah dalam pertandingan terakhir bermain imbang 0-0 melawan Swiss. Di satu sisi Swiss memang mulai menampakkan peningkatan permainan menjadi salah satu kekuatan sepakbola Eropa, namun di sisi lain menjadi sinyal bahwa Prancis yang lolos sebagai tuan rumah belum teruji menghadapi tim-tim mapan. Dua kemenangan sebelumnya diraih saat bertemu tim-tim medioker Rumania dan Albania yang secara tradisional lebih banyak memainkan strategi bertahan.
Pertandingan Prancis menghadapi Rep. Irlandia digelar di Stadion Stade de Lyon, Lyon, 26 Juni 2016 pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB.
Babak 16 besar Piala Eropa 2016 menjadi pertemuan ke-16 antara Prancis dan Rep. Irlandia. Kedua kesebelasan terakhir bertemu pada kualifikasi Piala Dunia 2010 zona Eropa.
Di atas kertas Prancis mampu mengatasi Rep. Irlandia. Baru muncul dua muka baru di Rep. Irlandia yang bermain bagus, James McCarthy dan Robbie Brady. Selebihnya pemain-pemain senior masih berperan penting dalam pertahanan dan serangan Rep. Irlandia.
Kondisi ini berkebalikan dengan Prancis yang dipenuhi gelandang enerjik-kreatif. Sejak pertemuan terakhir mereka, Prancis sudah mengganti banyak pemain dalam skuadnya. Hanya Evra, Lloris, dan Sagna yang tersisa selebihnya muka baru yang berbeda dengan formasi Piala Eropa 2012 maupun Piala Dunia 2014.
Pogba gelandang dengan keahlian tendangan jarak jauh
Gelandang Matuidi-Pogba mulai menemukan bentuk permainan terbaiknya meskipun dalam pertandingan terakhir tidak mampu menghasilkan gol. Begitupun duet Evra-Koscielny sejauh ini cukup disiplin menjaga wilayahnya. Ditambah dengan Kante dan Payet, barisan pertahanan-gelandang Prancis masih terlalu kuat bagi McClean-McCarthy-Coleman baik dari tengah maupun sayap.
Pelatih Rep. Irlandia bisa belajar dari Swiss saat menahan Prancis dengan menempatkan Xhaka-Behrami yang memainkan pola gelandang flat dan berlian secara bergantian untuk mengimbangi pergerakan gelandang Prancis.
Jika hanya mengandalkan pola tradisional 4-4-2 flat, pemain Prancis lebih mudah menguasai lapangan tengah, dan pada saat bersamaan Pogba sewaktu-waktu masih bisa melebarkan serangan sayap Prancis untuk memecah konsentrasi pertahanan Coleman-Clark-O’Shea. Menarik menunggu aksi Pogba dengan tendangan jarak jauhnya yang sering menghasilkan gol, yang belum pernah terlihat selama Piala Eropa 2016 berlangsung hingga hari ini.
Mungkin ini saatnya bagi pelatih Martin O'Neill melakukan regenerasi di tubuh timnas Rep. Irlandia yang dalam satu dasa warsa lebih hanya diisi oleh angkatan Robbie Keane dkk kepada McCarthy dkk. Memberikan kepercayaan penuh dalam sebuah turnamen besar pada muka baru memang beresiko, dan melakukan saat seperti ini bagi pelatih O'Neil sesungguhnya bukan sebuah perjudian. Namun lebih kepada mengambil bonus atas kepercayaan yang diberikan kepada pemain muka baru.
Perkiraan susunan pemain:
Prancis (4-2-3-1) : Lloris (gk/c), Evra, Sagna, Koscielny, Rami, Matuidi, Kante, Pogba, Coman, Martial/Griezmann, Giroud/Payet. | pelatih: Didier Deschamps
Rep. Irlandia (4-4-2) : Darren Randolph (gk), Coleman, Clark, O’Shea (c)/Duffy, Ward, Hoolahan/McGeady, Walters/McClean, Whelan/McCarthy, Hendrick, Brady/Keane , Long. | pelatih: Martin O'Neill
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...