Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 01:00 WIB | Sabtu, 25 Juni 2016

Piala Eropa 2016: Saatnya Pjaca!

Babak 16 Besar: Kroasia vs Portugal.
Pemain Spanyol Jordi Alba (18) dan Andres Iniesta (6) menghadang pergerakan gelandang serang muda Kroasia Marko Pjaca dalam pertemuan di grup D Piala Eropa 2016. (Foto: gettyimages.com)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah mengalahkan Spanyol dalam permainan tempo tinggi, kesebelasan Kroasia layak menjadi kandidat juara Piala Eropa 2016. Bukan karena status Spanyol yang juara bertahan dua kali berturut-turut, namun lebih pada permainan Kroasia yang dipenuhi dengan gelandang kreatif dalam bertahan maupun menyerang.

Portugal lolos ke babak 16 besar setelah menjadi salah satu peringkat terbaik ketiga. Dalam dua puluh tahun terakhir Portugal selalu lolos dari fase grup Piala Eropa dengan hasil yang meyakinkan. Beruntung pada Piala Eropa 2016, UEFA mengubah regulasi dengan meloloskan 16 tim dalam babak gugur sehingga Portugal dengan hanya menempati peringkat ketiga grup F dapat lolos ke babak berikutnya.

Catatan perjumpaan kedua kesebelasan keseluruhan dimenangi Portugal. Dalam turnamen resmi mereka bertemu pada fase grup D Piala Eropa 1996 di Inggris dimana Portugal ayng diperkuat gelandang terbaik dunia saat itu Luis Figo dengan tiga gol tanpa balas.

Pada kejuaraan tersebut kedua kesebelasan lolos ke babak berikutnya dan terhenti di babak 8 besar. Kroasia dihentika Jerman, sementara langkah Portugal dikalahkan dihentikan Rep. Ceko.

Pertandingan Kroasia melawan Portugal akan berlangsung di stadion Stade Bollaert-Delelis, Lens pada 25 Juni 2016 pukul 21.00 waktu setempat atau dinihari 26 Juni pukul 02.00 WIB.

Modric vs Ronaldo: sekarang atau tidak sama sekali

Pertandingan Kroasia melawan Spanyol menjadi salah satu pertandingan terbaik selama Piala Eropa 2016 berlangsung. Kedua kesebelasan menampilkan seluruh kemampuannya untuk meraih hasil maksimal.

Serangan masing-masing kesebelasan silih berganti sepanjang pertandingan. Tercatat Spanyol melakukan tendangan penetrasi ke arah gawang sebanyak 15 kali sementara Kroasia melakukannya sebanyak 13 kali. Penjaga gawang Kroasia tampil gemilang dengan melakukan penyelamatan sebanyak 6 kali.

Menguasai bola sepanjang pertandingan tidak serta merta membuahkan kemenangan bagi Spanyol. Justru melalui serangan baliknyam Kroasia mampu membalas gol cepat Morata di menit ke-7 melalui gol yang dicetak Kalinic di menit ke-45 dan Perisic di menit ke-87.

Setelah mengalami 'frustasi' saat menghadapi tim yang bertahan total pada dua pertandingan sebeumnya, menghadapi Hungaria yang relatif bertahan secara terbuka Portugal mampu bangkit bermain lebih produktif.

Tertinggal 2-1 di babak pertama, Cristiano Ronaldo mencetak 2 gol ke gawang Hungaria untuk menyamakan kedudukan menjadi 3-3 dan bertahan hingga pertandingan berakhir.

Joao Moutinho masih menjadi inspirator serangan Portugal. Dengan kemasukan tiga gol saat menghadapi Hungaria, barisan pertahanan Portugal menyisakan celah yang harus segera dibenahi. Pergerakan Carvalho dalam menggalang pertahanan sudah semakin menurun sejalan bertambahnya usia, sementara pemain muda pelapisnya belum muncul.

Pada lini ini pelatih Fernando Santos harus segera berbenah saat menghadapi Kroasia yang dipenuhi gelandang energik dan relatif lebih muda namun memiliki pengalaman membela klub besar Barcelona, Real Madrid, Inter Milan, Napoli, dan Juventus. Jika tidak, Perisic dkk akan mengulang cerita saat mengalahkan Spanyol.

Moutinho akan beradu strategi melawan Ivan Perisic-Rakitic yang dibantu gelandang muda Kovacic dan Brozovic. Barisan gelandang Kroasia masih lebih unggul dibanding Portugal yang hanya mengandalkan pada Moutinho sendirian. Sebenarnya Vieirinha bisa diandalkan untuk melapis Moutinho, namun lemahnya pertahanan Portugal memaksa Vieirinha lebih sering membantu pertahanan Portugal dibanding mendistribusikan bola ke Nani atau Ronaldo.

Cedera yang menghantui Luca Modric mungkin akan sedikit berpengaruh pada serangan Kroasia. Saat menghadapi Rep. Ceko ditariknya Modric karena cedera, mengurangi performa permainan Kroasia sehingga gagal mempertahankan kemenangan setelah keunggulan 2 gol disamakan oleh Rep. Ceko melalui gol Necid dan Skoda.

Melihat pertandingan terakhir saat menghadapi Spanyol, barisan pertahanan Kroasia semakin solid terlebih penampilan gemilang kiper Subasic yang 6 kali menahan bola sepakan gelandang-penyerang Spanyol. Dengan barisan gelandang kreatif, Spanyol kesulitan membongkar pertahanan Kroasia yang digalang Jedvaj-Srna. Hal yang sama akan ditemui gelandang-penyerang Portugal manakala benteng pertahanan Kroasia disiplin menjaga wilayahnya.

Menghadapi Portugal, Modric diragukan tampil. Menariknya, saat Modric tidak dimainkan melawan Spanyol justru Kroasia diuntungkan dengan memberikan kesempatan memainkan pemain lainnya dan gelandang serang muda Marco Pjaca tampil menawan saat terlibat dalam kemenangan Kroasia atas Spanyol. Pjaca akan menjadi penerus pemain bertalenta Kroasia di masa datang.

Pertandingan Kroasia melawan Portugal seolah menjadi pertarungan bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo dan Luca Modric. Di level klub mereka bahu membahu meraih yang terbaik hingga meraih undecima trofi Liga Champion Eropa. Bagi Modric dan Ronaldo, Piala Eropa 2016 menjadi kesempatan terakhir memberikan yang terbaik bagi timnas masing-masing. Di Piala Eropa 2016 mereka saling berhadapan bukan untuk memperebutkan prestise individu, namun nama besar negara yang dibelanya.

 

Perkiraan susunan pemain:

Kroasia (4-1-4-1) : Subasic (gk), Vida, Corluka, Strinic, Schildenfeld/Jedvaj, Srna/Perisic, Modric, Kovačić, Rakitić, Brozović/Kramarić, Mandzukic | pelatih: Ante Čačić

Portugal (4-3-3) : Patricio (gk), Cedric/ Guerreiro, Pepe, Carvalho, Alves, Vieirinha, Danilo/Silva, Moutinho, Ronaldo, Quaresma, Nani/Eder. | pelatih: Fernado Santos

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home