Pihak Berwenang Tiongkok Perpanjang Penahanan Pu Zhiqiang
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Pihak berwenang Tiongkok memperpanjang penahanan atas pengacara bernama Pu Zhiqiang menjadi tiga bulan.
Seperti diberitakan Radio Free Asia, rfa.org, Kamis (20/8). Pu Zhiqiang, 50, didakwa pada Mei 2015 untuk tuduhan melancarkan hasutan untuk kebencian rasial dan memetik pertengkaran yang memicu masalah setelah dia ditahan untuk lebih dari satu tahun.
Pengacaranya, Mo Shaoping mengatakan Pu telah menderita masalah kesehatan selama masa penahanannya, oleh karena itu Pu disidangkan di pengadilan dalam waktu tiga bulan yang dikenakan resmi.
"Namun, dengan persetujuan pengadilan yang lebih tinggi, itu bisa ditunda selama tiga bulan lebih jika pengadilan berpendapat kasus ini adalah kasus yang rumit," kata Shaoping.
Mo mengatakan perpanjangan itu secara teknis memang ada batasan hukum, tetapi dasar hukum untuk memperpanjang penahanan dipertanyakan.
"Saya tidak bisa mengatakan itu melanggar hukum, tapi apakah ini adalah kasus yang rumit atau tidak adalah cerita yang berbeda,” kata Shaoping.
Penahanan Pu pada 6 Mei 2014 datang menjelang acara menandai ulang tahun dari tindakan keras militer terhadap gerakan pro-demokrasi 1989 yang dipimpin mahasiswa, dan para pengacaranya telah berulang kali mengecam penundaan penahanan dan tahanan luar bagi dia.
Amerika Serikat (AS) berulang kali menyatakan keprihatinan atas penahanan Pu dan menyerukan pembebasannya.
Shaoping mengatakan kepada RFA ia telah bertemu dengan Pu pada 17 Agustus 2015 dan Shapoing menyebut Pu mengalami masalah kesehatan.
"Pu bilang dia mengalami sesak napas, tapi ia tidak yakin apakah gejala yang penyakit jantung terkait atau karena cuaca panas," kata dia.
"Dia mengambil obat yang diberikan oleh pusat penahanan dan juga menerima suntikan untuk diabetes nya,” kata Shaoping.
Dalam beberapa pekan terakhir, menurut Kelompok Peduli Hak Asasi Manusia Hong Kong dan Tiongkok (CHRLCG) polisi telah menahan dan menginterogasi setidaknya 269 pengacara, staf biro hukum, yang terlibat aktivitas hak asasi manusia.
Lebih dari 20 orang masih dalam tahanan, sebagian besar dari mereka ditempatkan di lokasi yang dirahasiakan, atau telah ditempatkan di bawah pengawasan atau tahanan rumah.(rfa.org)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...