Pilih Istri atau Ibu, lebih baik pilih ini!
"Life is ten percent what happens to you and ninety percent how you respond to it." - Lou Holtz
SATUHARAPAN.COM - Memilih adalah hal paling sulit dilakukan bagi semua orang. Tidak lepas bagi para laki-laki yang kondisinya berada ditengah ‘keributan’ antara ibunya (orangtua) atau istrinya. Pertanyaan klasik yang sering jadi buah simalakama alias boomerang dalam rumah tangga untuk si laki-laki, baik perannya sebagai anak ataupun perannya sebagai suami. Posisi laki-laki yang terhimpit karena pertengkaran dan berakhir dilontarkan pertanyaan ini, “Kamu pilih istri atau ibu kamu?” Semakin membuat para lelaki tidak berkutik. Yup, berespons diam maupun ‘kabur’ dari situasi tersebut.
Terbayang pusingnya jika harus memilih, bukan? Yang satu ibu dimana si laki-laki berarti menjadi peran anak dan ‘harus’ berbakti, yang satu istri dimana menjadi peran suami ‘baik serta bertanggungjawab’. Keduanya punya peran yang berbeda, jadi sudah pasti kewajiban yang berbeda pula.
Perlu diingat, ibu atau istri bukanlah pilihan. Pilihlah diri sendiri dulu, yakni dengan menenangkan diri dan menjernihkan pikiran. Pahami permasalahannya bukan mencari siapa salah atau siapa benar. Kesejahteraan pribadi itu penting agar bisa melihat dari berbagai sudut pandang, lelaki tidak harus memilih ibu atau istrinya karena punya porsi masing-masing.
Berikut tips untuk kedua pihak, baik ibu maupun istri.
Pertama, tenangkan diri dulu. Lihat permasalahannya dan pahami dari kedua sudut pandang. Ingat, kita perlu tenang saat menghadapi suatu permasalahan. Kemudian, jelaskan pada mereka bahwa Anda menyayangi kedua-duanya. Jadi, tidak ada presentase mana yang lebih unggul. Karena dua-duanya adalah orang yang penting dihidup Anda. Tambahkan, bahwa Anda tidak membandingkan mereka satu sama lain, Anda sayang dua-duanya.
Kedua, tenangkan orang lain (ibu atau istri). Ajak disuksi berdua dan jangan membela pihak mana pun, seperti membela istri di depan ibu atau sebaliknya, membela ibu di depan istri. Mereka membutuhkan orang yang tulus mendengarkan dan memahami. Lalu, tidak perlu buka aib satu sama lain, aib ibu di depan istri atau aib istri di depan ibu. Bersikaplah netral.
Ketiga, ingat semua pasti ada jalan keluarnya. Prinsipnya suami istri punya rumah tangga sendiri, jadi tidak perlu campur tangan orang lain. Begitu pula peran orang tua dan anak, punya porsi sendiri. Selesaikan permasalahan dengan kepala dingin. Bedakan antar peran, sehingga tidak mempengaruhi peran satu sama lain. Contoh, peran sebagai suami tidak sama dengan peran sebagai anak. Begitu pula peran orangtua bukan bagian dari rumah tangga anak. Dari sini, anda perlu belajar bijaksana dalam mengambil keputusan.
Keempat, menghormati orangtua adalah wajib dan menghargai istri pun penting. Jika mau mengunjungi orangtua atau pun memberikan hadiah kepada orangtua, lakukan kesepakatan bersama pasangan dan libatkan pasangan. Ingat, orangtua anda adalah orangtua pasangan juga. Berikan penjelaskan dan diskusi bersama.
Jika dirasa perlu, carilah orang penengah yang bisa netral, seperti tokoh agama atau pun orang yang dianggap bijaksana atau bisa juga pertimbangkan untuk ke professional.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...