Pilot Turki Penembak Jet Rusia, Ditahan Terkait Kudeta
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Dua pilot Turki yang terlibat menembak jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Suriah pada November lalu berada di tahanan, karena diduga terlibat kudeta akhir pekan lalu yang gagal di Turki, seorang pejabat mengatakan hari Senin (18/7).
Penembakan jet tempur Rusia di perbatasan Suriah memicu krisis diplomatik antara Turki dan Rusia, yang berakhir bulan lalu ketika kedua negara sepakat untuk memulihkan hubungan.
"Dua pilot yang menjadi bagian dari operasi menjatuhkan jet tempur Rusia, Su-24, pada November 2015 berada di tahanan," kata seorang pejabat Turki, seperti dikutuop AFP. Dia menambahkan bahwa mereka ditahan karena terhubung dengan pelaku kudeta.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam telepon pada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada hari Minggu, mengatakan kudeta sebagai tindakan yang tidak dapat diterima dan menyampaikan harapan agar stabilitas cepat dipulihkan.
Kedua kepala negara akan bertemu di pekan pertama Agustus, yang merupakan pertemuan pertama tatap muka pertama sejak pemulihan hubungan kedua negara.
Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, hari Senin (18/7) mengatakan bahwa lebih dari 7.500 orang telah ditahan karena terlibat kudeta hari Jumat, termasuk 103 jenderal dan laksamana.
Selama kudeta yang gagal itu, lebih dari 300 orang tewas. Erdogan menuduh musuh bebuyutannay, Fethullah Gulen, dan pendukungnya berada di balik kudeta itu. Namun ulama Islam yang tinggal di Ameriak Serikat sejak 1999 itu menyangkal terlibat dalam kudeta.
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...