Pimpinan Lintas Iman Janji Dampingi Muslim AS Apapun yang Terjadi
SATUHARAPAN.COM - Para pemimpin Kristen, Yahudi, dan Budha berkumpul di masjid bersama para pemimpin Islam di Washington DC. Mereka menyuarakan pernyataan yang kuat tentang solidaritas.
Para pemimpin agama ini berbicara melawan Islamofobia dan mendukung Muslim Amerika Serikat (AS) yang merasa ketakutan dan tak menentu menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai presiden.
“Kita harus berjanji bahwa tidak seorang pun dapat membuat warga AS takut, tidak kaum fanatik, tidak kaum kanan, tidak kepala adminitrasi strategis pada pemerintahan kelak, tidak juga presiden AS. Tidak seorangpun yang boleh membuat takut anak-anak dari komunitas ini,” ujar Rabi Jack Moline, presiden dari komunitas lintas agama di Masjid Muhammad.
Kampanye lintas agama ini diselenggarakan oleh “Shoulder to Shoulder”, sebuah koalisi dari 20 organisasi keagamaan di AS dimana mereka berusaha melawan sentimen anti-Muslim. Dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh kaum rekonstruksionis, kaum Yahudi reform, juga oleh kaum Injili, Katolik, Baptis, Lutheran, Presbiterian, dan aliran Kristen lainnya, para pemimpin lintas agama ini menyerukan agar Trump mewujudkan janji untuk menjadi presiden bagi seluruh AS.
“Kami, institusi agama dari negara ini, berdiri bahu-membahu mendukung saudara-saudara kami Muslim. Tidak boleh ada orang yang ketakutan di negaranya sendiri hanya karena bagaimana mereka mengenakan baju, bagaimana mereka berdoa, dan kapan mereka datang,” tulis para pemimpin itu dalam surat mereka.
Sejak Trump terpilih, banyak Muslim AS menyaksikan pemilihan dengan rasa takut, apalagi presiden terpilih memilih staf administrasi yang berpandangan negatif dan berbahaya tentang Islam, bahkan mereka telah mendorong untuk melarang Muslim masuk AS.
“Kita harus giat menghadapi kalimat-kalimat yang berbahaya ini, jangan takut kepada negara dan pemimpin yang terpilih. Apalagi terhadap keyakinan agama kita sendiri. Ini hanya sekadar kesalahan informasi yang menyebar menjadi ketakutan,” ujar Kristin Garrity Sekerci, koordinator program di the Bridge Initiative, Universitas Georgetown. (huffingtonpost.com/spw)
Editor : Eben E. Siadari
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...