DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
08:16 WIB | Senin, 10 Agustus 2015
PKK: Turki Melindungi ISIS dengan Menyerang Kurdi
TURKI, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin Partai Buruh Kurdistan (PKK) menuduh Turki berupaya melindungi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan menyerang pejuang Kurdi.
Cemil Bayik pimpinan PKK mengatakan kepada BBC, dia yakin Presiden Recep Tayyip Erdogan ingin ISIS berhasil menggagalkan kemajuan pergerakan Kurdi.
Pejuang Kurdi -di antaranya PKK- telah meraih keunggulan signifikan terhadap militan ISIS di Suriah dan Irak. Tapi Turki, seperti sejumlah negara Barat, menganggap PKK sebagai organisasi teroris.
Gencatan senjata konflik panjang antara Kurdi dan Turki telah berakhir di bulan Juli, saat Turki mulai membom kamp-kamp PKK di Irak utara, bersamaan dengan serangan udara ke militan ISIS.
Para pengamat mengatakan pejuang PKK mendapat serangan lebih keras dibanding ISIS. Namun para pejabat Turki menyangkal bahwa gempuran pada ISIS hanyalah kedok untuk menahan kemajuan Kurdi. Pada hari Rabu (5/8), Turki mengatakan sedang merencanakan "perang komprehensif" terhadap ISIS.
"Turki mengklaim mereka berperang melawan ISIS... tetapi sebenarnya mereka menyerang PKK," kata Cemil Bayik pada BBC.
"Mereka melakukannya untuk membatasi perlawanan PKK terhadap ISIS. Jadi Turki melindungi ISIS.
"(Presiden) Erdogan ada di belakang pembantaian ISIS. Tujuannya untuk menghentikan pergerakan Kurdi terhadap mereka, sehingga menguntungkan Turki."
Lebih dari 40.000 orang terbunuh sejak PKK memulai perlawanan bersenjata melawan pemerintah Turki pada 1984. Pada 1990-an, Kurdi menuntut sebuah negara berdaulat dengan menolak wilayah otonomi Kurdi.
Maret 2013, Abdullah Ocalan pemimpin Kurdi yang dipenjara mengajak gencatan senjata. Namun kekerasan muncul kembali dalam beberapa pekan terakhir setelah bom bunuh diri yang dituduh dilakukan ISIS menewaskan 32 orang di kota Suruc yang didominasi etnis Kurdi.
Sayap militer PKK membunuh dua polisi Turki, mengklaim mereka telah berkolaborasi dengan ISIS dalam pemboman tersebut. Sebaliknya Turki menuduh sayap militer itu berada di balik sejumlah serangan lainnya.
Pada 24 Juli, Turki secara resmi melancarkan serangan udara pertama terhadap ISIS, sekaligus menyerang posisi Kurdi di Irak utara.
Cemil Bayik mengatakan negosiasi adalah "satu-satunya pilihan" untuk mengakhiri konflik Kurdi.
Dia mengatakan PKK akan berhenti bertempur jika Turki mengakhiri operasi militernya, dan meminta pemantau internasional mengawasi gencatan senjata.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu sebelumnya mengatakan bahwa serangan terhadap PKK akan berlanjut sampai PKK menyerah.
Konflik Turki dengan PKK semakin memperumit koalisi pimpinan AS dalam menghentikan ISIS, dimana AS sangat bergantung pada pejuang Kurdi Suriah yang berafiliasi dengan pemberontak Kurdi Turki. (bbc.com)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...