PKS Harap Australia Tidak Sentimen Negatif pada Muslim
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PKS Mahfudz Siddiq berharap kejadian penyaderaan di Kafe Lindt di Sydney, Australia, oleh seorang pria yang menggunakan bendera kelompok jihad dan Islamis berwarna hitam, pada Senin (15/12), tidak memunculkan sentimen negatif pemerintah dan masyarakat Negeri Kangguru tersebut terhadap komunitas Muslim.
Saya berharap kejadian di Kafe Lindt, Sydney, Australia, tidak lantas memunculkan sentimen negatif pemerintah dan warga Australia terhadap komunitas Muslim,” kata Mahfudz saat ditemui di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (16/12).
Sebab, menurut salah satu kader PKS itu, bila berbicara bentuk teror yang terjadi, pihak manapun tidak ada yang mengizinkan hal tersebut terjadi. Namun, bila memang benar dan terbukti bahwa kejadian itu berkaitan dengan NIIS (Negara Islam Irak dan Suriah/ISIS), maka benar aktornya berasal dari kalangan Muslim.
“Tapi harus diingat sekali lagi, ISIS tidak berdiri sendiri, karena mereka tumbuh di wilayah konflik tempat di mana ada keterlibatan negara barat,” kata dia.
Drama Kafe Lindt
Pada Senin (15/12), sejumlah sandera ditahan di Kafe Lindt, Sydney, Senin (15/12) siang waktu setempat. Menurut sejumlah saksi dan berbagai laporan, pengepungan oleh pihak keamanan sedang berlangsung, dan sebuah bendera kelompok militan Islam dipasang di jendela.
Australia sebenarnya sudah dalam kondisi siaga tinggi setelah pemerintah meningkatkan kekhawatiran bahwa warganya yang berperang bersama kaum militan di Irak dan Suriah bisa kembali ke negara itu dalam keadaan sudah radikal dan mampu melakukan serangan.
Menanggapi kejadian tersebut, Perdana Menteri Australia Tony Abbott sempat angkat bicara dan mengimbau kepada warga untuk berhati-hati. Dia meyakinkan rakyat Negeri Kangguru segalanya akan berjalan dengan lancar. "Semua warga Australia percaya kami, pemerintah dan penegak hukum akan bekerja secara profesional," ujar Abbott.
Koresponden media Seven melaporkan, berdasarkan keterangan ahli terorisme, bendera yang dibawa para pelaku diduga kuat bendera Al-Qaeda. "Martin Place kini seperti kawasan hantu," ujar dia.
Drama penyanderaan yang berlangsung di Kafe Lindt, Sydney, Australia, itupun akhirnya berakhir pada Selasa (16/12). Polisi Australia menyerbu masuk ke kafe setelah terdengar letupan senjata dari dalam kafe, dan terjadi baku tembak antara polisi dan penyandera. Dalam baku tembak tersebut pelaku penyanderaan tewas bersama dua sandera lainnya. dan beberapa orang lainnya luka-luka.
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...