PKS Tidak Setuju Khotbah Salat Jumat Diseragamkan
JAKARTA, SATUHARAPA.COM – Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyatakan tidak setuju dengan penyeragaman isi khotbah sebagaimana yang dilakukan pemerintah Mesir dan Turki.
“Mengatasi masalah dari satu negara dengan negara lain itu tidak harus sama karena karakter masyarakat di dunia ini juga beda,” kata Jazuli saat dihubungi wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Jumat (5/8).
Ia menjelaskan alasan Mesir dan Turki mengeluarkan aturan tersebut karena kedua negara itu memiliki sejarah yang sama, yakni pernah mengalami peristiwa kudeta.
Karenanya, para khatib dipagari agar tidak membicarakan tentang kudeta saat khotbah. Apalagi menghasut masyarakat untuk melakukan kudeta.
“Di kita sampai saat ini sistem demokrasinya terbaik, maka caranya harus berbeda juga,” kata dia.
Menurut Jazuli, hal yang perlu dilakukan adalah pemerintah .TNI dan Kepolisian justru mengajak ulama dan tokoh agama agar menyadarkan bahaya teroris di tempat ibadah masing-masing.
“Jadi pendekatanya dibalik, ulama dan tokoh agama dirangkul untuk satu kata yaitu menjaga negara dari berbagai ancaman baik teroris, separatis, komunis, sosialis dan kapitalis, negara kita adalah NKRI yang berasas Pancasila dan UUD 1945, memiliki karakter tersendiri," kata dia.
Sebelumnya, sejak 2014, pemerintah Mesir mewajibkan pengkhotbah di ibadah salat Jumat membacakan naskah khotbah yang sudah disediakan. Langkah ini bertujuan untuk mendorong ideologi Islam yang moderat dan memastikan bahwa ide-ide radikal tidak menyebar.
Pada hari Selasa (12/7) pemerintah Mesir mengumumkan bahwa pengkhotbah Muslim di negara itu harus mematuhi aturan tersebut. Langkah ini dianggap kontroversial dan diprotes sejumlah ulama, namun pihak berwenang mengatakan bertujuan untuk memerangi ekstrimisme.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...