PLN Tuntaskan Kontrak Pembangkit Rp 280 Triliun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - PT PLN (Persero) menuntaskan penandatanganan kontrak perjanjian jual beli listrik dan pembangunan pembangkit Program 35.000 MW sebesar 17.340 MW dengan nilai investasi sekitar 20 miliar dolar AS atau setara Rp 280 triliun.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir dalam rilisnya di Jakarta, hari Selasa (22/12), mengatakan, pada hari Senin pihaknya telah menandatangani kontrak perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) sebesar 8.040 MW.
"Ini pertama kali ditandatangani PPA sekaligus dengan daya listrik sebesar ini," kata Sofyan Basir saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, hari Selasa (22/12).
Sofyan mengatakan, dari 17.340 MW tersebut, sebanyak 4.291 MW di antaranya menggunakan energi yang bersih dan terbarukan yaitu gas, air, dan panas bumi, sedang batubara berjumlah 13.049 MW.
Pilihan jenis energi tersebut merupakan optimasi dari ketersediaannya di Indonesia dan memaksimalkan potensi lokal.
"Sebaran lokasi pembangkit di seluruh Indonesia dari Sumatera sampai Papua," katanya.
Para kontraktor yang terpilih untuk mengerjakan proyek membawa teknologi pembangkit terbaru dari Jepang, Tiongkok, Amerika, dan Eropa.
Sofyan menambahkan, dalam enam bulan ke depan, kontraktor mulai bekerja seperti melaksanakan survei lapangan sehingga dipastikan akan terjadi peningkatan kegiatan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Pada 4 Mei 2015, pemerintah meluncurkan Program 35.000 MW yang terdiri atas 10.000 MW atau 35 proyek dikerjakan PLN dan 25.000 MW atau 74 proyek mengundang pihak swasta dengan skema pengembang swasta (independent power producer/IPP).
Proyek 35.000 MW diharapkan menyerap 650.000 tenaga kerja langsung dan tiga juta lainnya secara tidak langsung. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...