PLO: Palestina Sambut Baik Pernyataan Konferensi Paris
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Para pejabat Palestina menyambut baik simpulan dari konferensi perdamaian Timur Tengah pada Minggu (15/1), “yang menekankan perlunya mengakhiri pendudukan Israel,” kata Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (Palestinian Liberation Organisation/PLO) Saeb Erekat.
Palestina menyambut baik pendekatan multilateral di konferensi "Paris Middle East" tersebut, mengatakan negosiasi selama bertahun-tahun dengan Israel belum menghentikan pendudukan di Tepi Barat.
Namun, Israel mengkritik konferensi tersebut, menyebutnya “sia-sia” dan memperingatkan hal itu akan menjauhkan prospek perdamaian dengan Palestina.
“Konferensi yang digelar hari ini di Paris adalah konferensi sia-sia,” katanya kepada para menteri di pembukaan rapat kabinet kabinet di Yerusalem.
“Itu dikoordinasikan oleh Prancis dan Palestina dengan tujuan memaksakan kepada Israel persyaratan yang tidak sesuai dengan kebutuhan nasional kita,” katanya.
Pemerintah Netanyahu menentang keras konferensi tersebut, mengatakan hanya dialog langsung dengan Palestina yang bisa mengakhiri konflik berkepanjangan itu.
Pernyataan penutup dalam konferensi tersebut meminta kedua pihak menghindari “langkah unilateral” dan menekankan bahwa negosiasinya harus berdasarkan pada perbatasan 1967, sebelum Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem timur.
PLO meminta Prancis dan semua negara yang hadir dalam pertemuan itu untuk “mengakui Palestina sama seperti pengakuan untuk Israel.”
Menurut Erekat, mantan negosiator damai Palestina, para peserta “menciptakan sebuah momentum” dalam menolak “pendudukan Israel dan upaya permukimannya.”
Pertemuan tersebut memberi pesan kepada Israel “untuk memenuhi hukum internasional” dan “mengakhiri pendudukan militer di Palestina” guna membuka jalan untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan itu, ujar Erekat.
“Sudah saatnya berhenti menghadapi Israel sebagai negara yang kebal terhadap hukum dan meminta pertanggungjawaban mereka atas pelanggaran sistematis terhadap hukum internasional dan hak rakyat kami.”
Konferensi itu digelar tanpa kehadiran Israel atau Palestina, namun Presiden Palestina Mahmud Abbas akan bertemu dengan Presiden Prancis Francois Hollande dalam beberapa pekan ke depan untuk memberi tahu hasilnya, kata diplomat Prancis.
Netanyahu menolak undangan yang sama, kata mereka. (AFP)
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...