PM India Desak Polisi Tangkap Pelaku Pembakaran Gereja
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri India, Narendra Modi, mendesak polisi di ibukota negara tersebut untuk menangkap pelaku serangkaian serangan baru terhadap rumah-rumah ibadah dan sekolah Kristen, yang menurut para pemimpin gereja mencerminkan meningkatnya intoleransi beragama.
Menurut Biro Informasi Pers Pemerintah, Narendra Modi, seorang politisi dengan akar Hindu nasionalis, menyatakan "keprihatinan atas meningkatnya kejahatan dan vandalisme," dalam pertemuan dengan komisaris polisi New Delhi.
The Wall Street Journal melaporkan, kepala kepolisian ibukota India dipanggil setelah terjadi perampokan di sebuah sekolah Katolik Jumat pagi lalu. Kejadian ini dususul oleh dugaan serangan pembakaran terhadap sebuah gereja di awal Desember, vandalisme lainnya di bulan ini, dan insiden-insiden lainnya.
"Ada pola yang pasti muncul yang ditujukan pada properti Katolik," kata Pendeta Vijayesh Lal, seorang penginjil pada Evangelical Fellowship of India, tetapi ia memperingatkan bahwa motif penyerangan sekolah kemarin belum diketahui.
Sejak Modi dan Partai Bharatiya Janata berkuasa tahun lalu, sejumlah pendukungnya telah semakin blak-blakan menyuarakan keyakinan mereka bahwa India adalah negara Hindu.
Kritik yang dialamatkan kepada perdana menteri mengatakan ia tidak berbuat cukup untuk melindungi pemeluk agama minoritas dan membela janji sekularisme dalam konstitusi India. Yang dilontarkan pada Jumat lalu itu adalah respon publik pertama Modi terhadap insiden gereja.
"Kami menghargai pernyataan perdana menteri. Lebih baik terlambat daripada tidak, "kata Pendeta Savarimuthu Sankar, juru bicara Keuskupan Agung Delhi. Sayangnya, pihak kepolisian masih berusaha membelokkan persoalan.
Bhim Sain Bassi, komisaris polisi Delhi, mengatakan bahwa penyusup di SMA Holy Child Auxilium menggeledah kantor kepala sekolah dan mencuri sekitar $ 125. Dia mengatakan itu adalah kasus pencurian dan bukan vandalisme.
Bassi mengatakan, polisi sedang menyelidiki kebakaran di sebuah gereja dan juga kejadian di sebuah gereja Katolik Roma dimana item liturgi dicuri dan roti komuni berserakan di altar dan tangga.
Dia mengatakan Modi telah mendesak dia untuk "mempercepat investigasi dan menghukum para pelakunya."
Dalam tiga kasus lain yang menjadi perhatian umat Kristen Delhi, Bassi mengatakan tidak ada kecurangan bermotifkan agama. Ia mengatakan kebakaran di sebuah gereja sebelum Natal disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik. "Penjahat yang mabuk" telah mencoba untuk masuk ke sebuah gereja di bulan Januari, sementara anak-anak bermain di dekat gereja telah "dengan tidak sengaja" melempar batu ke arah biara pada bulan Desember, kata Bassi.
Pekan lalu, ratusan orang Kristen memprotes apa yang mereka katakan sebagai kelambanan polisi. Tayangan televisi menunjukkan polisi Delhi menyeret biarawati dan imam ke dalam mobil polisi.
"Menyebut insiden ini sebagai kecelakaan menunjukkan kurangnya komitmen dari pihak kepolisian," kata Wahyu Sankar. "Ketika Anda mennganggapnya sebagai kecelakaan, Anda tidak benar-benar harus mencari pelakunya."
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...