PM Inggris: Brexit Timbulkan Risiko Sangat Besar bagi Perekonomian
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Inggris David Cameron, memperingatkan bahwa kemungkinan suara “Brexit” akan merusak perekonomian, menimbulkan “risiko yang sangat besar” bagi sektor ketenagakerjaan dan keluarga.
Dalam permohonannya menjelang referendum yang akan digelar pada hari Kamis (23/6), Cameron meminta warga Inggris untuk memikirkan generasi mendatang jika Inggris keluar dari Uni Eropa.
“Di atas semuanya, ini terkait perekonomian kita,” ungkap sang perdana menteri di luar kediaman resminya di Downing Street London.
“Perekonomian kita akan lebih kuat jika kita bertahan. Dan akan lebih lemah jika kita keluar. Dan itu merupakan risiko yang sangat besar bagi Inggris, bagi banyak keluarga Inggris, bagi sektor ketenagakerjaan Inggris,” ungkap sang perdana menteri.
Inggris, negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia, akan menjadi negara pertama yang meninggalkan Uni Eropa jika suara “Keluar” menang dalam pemungutan suara pada Kamis.
“Eropa tidak sempurna,” menurut pengakuan sang pemimpin Inggris.
“Pikirkanlah harapan dan impian anak-anak Anda dan cucu-cucu Anda,” tambahnya. “Jika kita memilih keluar, hal itu tidak akan dapat diubah. Kita akan keluar dari Eropa selamanya dan generasi mendatang harus hidup dengan menanggung banyak konsekuensi.”
Jajak Pendapat
Sementara itu hasil jajak pendapat terbaru di hari Senin (21/6) dalam kampanye Keluar dan Bertahan menunjukkan yang memilih Bertahan hanya sedikit unggul.
Jajak pendapat untuk Daily Telegraph menunjukkan bahwa suara “Bertahan” tercatat memperoleh 49 persen dukungan, tidak berubah dari sepekan sebelumnya, sementara suara “Keluar” naik tiga poin menjadi 47 persen.
Hasil tersebut, yang didasarkan pada survei terhadap 800 orang oleh perusahaan jajak pendapat OBR, menunjukkan suara pro-Uni Eropa unggul dua poin, selisih paling tipis sejak OBR memulai jajak pendapat pada bulan Maret.
Jajak pendapat lain yang dilakukan YouGov untuk The Times menunjukkan suara “Keluar” melampaui suara “Bertahan,” menurut hasil yang dirilis di media sosial oleh wakil editor politik surat kabar itu, Sam Coates.
Suara Brexit saat ini tercatat memiliki 44 persen dukungan, naik satu poin, dibandingkan 42 persen suara yang ingin bertahan di blok tersebut. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...