PM Inggris Perintahkan Penyelidikan pada Ikhwanul Muslimin
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Inggris, David Cameron, memerintahkan penyelidikan atas Ikhwanul Muslimin terkait kekhawatiran bahwa kelompok tersebut sedang merencanakan kegiatan radikal di Inggris, demikian kantor Perdana menteri di Downing Street mengungkapkan hari Selasa (1/4).
Laporan di surat kabar The Times mengatakan bahwa dia telah meminta badan-badan intelijen untuk mengumpulkan informasi tentang "filsafat dan kegiatan" Ikhwanul Muslimin yang berpusat di Kairo Mesir dan potensi ancaman terhadap Inggris.
Pemerintah Inggris mengambil tindakan ini menyusul laporan bahwa para pemimpin Ikhwanul Muslimin telah bertemu di London tahun lalu untuk memutuskan tanggapan mereka terhadap krisis yang terjadi di Mesir yang dipicu ketika salah satu anggota terkemukanya, Mohammed Morsi, ditumbangkan dari kursi kepresidenan, menurut The Times.
Sejak itu, kelompok ini dipersalahkan oleh Pemerintah Mesir terlibat dalam mendalangi kampanye kekerasan.
Seorang juru bicara Downing Street mengatakan, "Perdana Menteri telah menugaskan menyampaikan informasi tentang filsafat dan kegiatan Ikhwanul Muslimin, dan kebijakan yang perlu diambil pemerintah terhadap organisasi tersebut."
Ulasan tentang hal itu dipimpin oleh Duta Besar Inggris untuk Arab Saudi, John Jenkins.
Sementara itu, surat kabar The Guardian melaporkan review itu akan memeriksa apakah kelompok itu terkait dengan pembunuhan turis di Mesir Sinai pada bulan Februari.
Badan intelijen MI5 dan MI6 akan menyelidiki aktivis kelompok itu di dalam dan di luar Inggris, kata The Times.
Namun demikian, hal ini masih terlalu dini untuk menilai apakah Inggris akan mengikuti jejak Mesir dan Arab Saudi di mana keduanya menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Menurut The Guardian, para pejabat Inggris mengatakan bahwa langkah ini "mungkin, tetapi tidak seperti itu.”
The Guardian juga mengutip seorang juru bicara Downing Street yang mengatakan bahwa "mengingat kekhawatiran tentang kelompok ini dan dugaan keterkaitannya dengan ekstrimisme keras,hal itu dinilai tepat dan perlu bijaksana untuk mendapatkan pegangan yang lebih baik dari apa yang Ikhwanul Muslimin lakukan, bagaimana mereka berniat untuk mencapai tujuan dan apa artinya bagi Inggris."
Sejak penggulingan Morsi dari kekuasaan, keamanan Mesir telah melancarkan tindakan keras terhadap Ikhwanul Muslimin dan pendukungnya, tetapi juga menghadapi serentetan serangan bersenjata oleh kelompok-kelompok militan di sana.
Ikhwanul Muslimin sendiri secara konsisten membantah terkait dengan serangan itu, dan serangan banyak yang diklaim oleh sebuah kelompok yang disebut Ansar Bayt Al-Maqdis yang berafiliasi pada Al-Qaeda.
Dalam salah tuduhan terhadapnya, Morsi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, dia berbicara dengan pemimpin Al-Qaeda, Ayman El-Zawahiri, selama masa jabatannya sebagai presiden. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...