PM Irak Pecat Kepala Staf Militer
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi telah memecat kepala staf militer karena jihadis menyerbu sebagian besar negara itu tahun lalu, kata juru bicara perdana menteri pada Senin (29/6).
Jenderal Babaker Zebari "telah pensiun" atas perintah Abadi, kata Saad al-Hadithi kepada AFP, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Abadi telah memecat puluhan perwira militer dan polisi dalam upaya untuk merestrukturisasi dan meningkatkan pasukan keamanan ketika kelompok jihad Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melancarkan serangan Juni lalu, menduduki daerah utama utara dan barat Baghdad.
Tapi tidak jelas apakah Zebari dipecat karena alasan itu atau karena alasan lain.
Beberapa divisi militer Irak gagal menangkal serangan ISIS pada Juni tahun lalu. Tentara juga meninggalkan senjata, kendaraan dan seragam dengan tergesa-gesa untuk melarikan diri.
Militer Irak menghadapi masalah dan kepemimpinan yang buruk di mana militer AS menarik pasukan Amerika sejak 2011.
Zebari berulang kali mengatakan sebelum penarikan itu akan lebih baik jika pasukan Amerika tinggal, karena akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk tentara Irak siap sepenuhnya menghadapi ISIS.
"Jika saya ditanya tentang penarikan, saya akan mengatakan kepada para politisi: tentara AS harus tinggal sampai militer Irak sepenuhnya siap pada tahun 2020," kata Zebari kepada AFP pada 2010.
Sementara Zebari adalah kepala staf, yang bertanggung jawab terhadap kemiliteran Irak di tempat lain pasca 2011 adalah Mantan Perdana Menteri Nuri al-Maliki yang memusatkan kendali pasukan bersenjata di kantornya dan melewati kementerian pertahanan.
Tiga setengah tahun setelah pasukan AS meninggalkan Irak, ada ribuan tentara Amerika di Irak yang menasehati dan melatih pasukan Baghdad, AS kemudian memimpin kampanye serangan udara yang menargetkan ISIS di Irak dan Suriah.
Editor : Eben Ezer Siadari
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...