PM Irak Tolak Tawaran Negara Arab untuk Serang NIIS
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pada Kamis (2/10) mengatakan ia menolak tawaran negara Arab, berupa serangan udara melawan milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Irak.
Beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi dan Jordania, telah bergabung dengan koalisi internasional melawan NIIS. Mereka mengebom target NIIS di Suriah, sementara AS, Inggris dan Prancis hanya menghancurkan target NIIS di Irak.
Rabu (1/10) sore, Prancis mengatakan akan mengirimkan tiga pesawat jet tempur dan kapal perang ke Teluk Arab untuk membantu serangan melawan NIIS.
Menurut militer Perancis, Ada penambahan pesawat jet Rafale yang ditempatkan di Uni Emirat Arab (UEA), sehingga jumlah pesawat Perancis di UEA menjadi sembilan pesawat.
Berbicara kepada BBC di Baghdad, Abadi mengatakan pasukan Irak akan mengalahkan NIIS, jika mendapat bantuan serangan udara, namun ia menolak penempatan pasukan darat asing yang sebenarnya dibutuhkan Irak.
“Kami dengan tegas, menolak penempatan pasukan darat, kecuali pasukan Irak,” kata Abadi.
Ia mengatakan akan merestrukturisasi militer untuk melindungi masyarakat Irak, dan meminta Inggris memberi bantuan pelatihan, intelijen dan teknologi. Perdana Menteri Inggris David Cameron setuju memberi bantuan itu.
Cameron mengingatkan akan terjadi polarisasi internasional dan regional disebabkan oleh bangkitnya gerakan NIIS, yang mengumumkan terbentuknya kekhalifahan di wilayah Irak dan Suriah.
Abadi, telah membentuk pemerintah persatuan bulan September setelah mundurnya Nouri Maliki, yang dituduh oleh minoritas Sunni dan Kurdi telah memonopoli kekuasaan.
Koalisi serangan yang dipimpin oleh AS telah melakukan 230 serangan udara terhadap posisi NIIS di Irak sejak Agustus. Operasi serangan kini melebar ke Suriah pada 22 September, di Suriah telah dilakukan 70 serangan. (bbc.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...