PM Israel Diperiksa Polisi Tiga Jam, Diduga Gratifikasi
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diperiksa polisi di kediaman resminya di Yerusalem selama lebih dari tiga jam pada Senin (2/1) malam, atas dugaan menerima hadiah dari para pengusaha sehingga dianggap melanggar posisi pejabat publik.
Sebelumnya Departemen Kehakiman Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Netanyahu dicurigai "atas dugaan menerima keuntungan dari pengusaha." Dan penyidik melihat adanya penyimpangan dana kampanye dan tagihan ganda di perjalanan dinas, tetapi belum cukup bukti untuk dijadikan tuntutan pidana.
Netanyahu membantah bahwa laporan penyelidikannya adalah "tidak berdasar."
"Kami perhatikan pemberitaan di media, kita mendengar suasana perayaan dan suasana di studio televisi dan di kelompok oposisi, dan saya ingin memberitahu mereka, berhenti dengan perayaan, jangan buru-buru," katanya dalam pertemuan anggota parlemen dari Partai Likud sebelumnya pada hari Senin pagi. "Tidak akan ada apa-apa karena memang tidak ada."
TV Israel Channel 2 mengatakan Netanyahu menerima "keuntungan" dari pengusaha Israel dan luar negeri dan ia menjadi tersangka utama dalam dua penyelidikan yang salah satunya melibatkan anggota keluarga.
Netanyahu (67) naik turun berkuasa sejak 1996. Saat ini dia berada pada masa jabatan keempatnya sebagai perdana menteri dan bisa menjadi peenguasa terlama Israel jika masih bertahan sampai akhir tahun depan.
Dia dan istrinya, Sara, berulang kali diterpa gelombang skandal, termasuk investigasi menyangkut penyelewengan dana negara dan audit atas pembelanjaan keluarganya dari laundry sampai es krim. Mereka membantah telah berbuat salah.
Netanyahu bukan satu-satunya perdana menteri yang diperkarakan karena kasus kriminal karena sebelum dia ada Ehud Olmert, yang berkuasa dari 2006 sampai 2009, yang saat ini tengah dipenjara 18 bulan karena kasus suap pada 2014.
Mantan perdana menteri Ariel Sharon juga dituduh melakukan suap dan korupsi yang melibatkan dua anaknya. Dia selamat dari penjara, namun anaknya yang bernama Omri terbukti bersalah dan dipenjarakan. (AP/Reuters)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...