PM Israel Kecewa dengan Presiden Palestina dalam Tanggapi Serangan
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan kekecewaannya pada Rabu (25/12) karena Presiden Palestina Mahmoud Abbas gagal mengecam serangan terbaru terhadap warga Israel. Netanyahu menanggapi pengawas yang mempertanyakan legalitas serangan balasan Israel.
Seorang pria asal Israel ditembak mati pada Selasa (24/12) saat bekerja di pagar perbatasan dengan Jalur Gaza, dan militer Israel membalasnya dengan gelombang serangan yang menewaskan seorang balita dan melukai enam warga Palestina lainnya.
Serangan balasan yang juga terjadi sehari setelah seorang warga Palestina menikam petugas polisi Israel di Tepi Barat, memicu kelompok HAM Israel menuntut penyelidikan terhadap apa yang disebutnya sebagai serangan yang “melanggar hukum” terhadap warga sipil.
“Serangan-serangan teroris dalam beberapa hari terakhir ini terhadap warga Israel adalah akibat langsung hasutan kebencian di media massa dan penyiaran di sekolah-sekolah Palestina,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri mengatakan bahwa dia “kecewa dengan Presiden Abbas yang belum juga mengecam aksi teroris baru-baru ini sebagai salah satu yang diharapkan dari seorang partner dalam negosiasi damai.”
Abbas mengatur daerah otonom di Tepi Barat, sementara Jalur Gaza dikuasai gerakan Islam Palestina, Hamas, sejak 2007.
Dalam pernyataan yang di-posting pada Rabu di halaman Facebook-nya, Netanyahu memperingatkan bahwa Israel akan membalas setiap serangan yang datang, dengan mengatakan: “Saya tidak akan menyarankan siapa pun untuk menguji kami.”
Sementara itu kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem menuduh militer Israel melakukan tiga tembakan dari tank ke sebuah rumah yang terletak sekitar 500 meter dari perbatasan, menewaskan seorang gadis berusia dua tahun saat ia bermain di halaman.
B'Tselem mempertanyakan alasan di balik serangan terhadap sebuah rumah keluarga, dan mengutip paman gadis itu yang mengatakan “tidak ada aktivitas warga Palestina bersenjata di daerah tersebut pada saat itu.”
B’Tselem
B'Tselem adalah Pusat Informasi untuk Hak Asasi Manusia Israel di Daerah Pendudukan. Didirikan pada Februari 1989 oleh sekelompok akademisi terkemuka, pengacara, wartawan, dan anggota Knesset. Ini upaya untuk mendokumentasi dan mendidik publik Israel dan pembuat kebijakan tentang pelanggaran hak asasi manusia di Daerah Pendudukan. Juga, memerangi fenomena penolakan umum di kalangan masyarakat Israel, dan membantu menciptakan budaya hak asasi manusia di Israel.
B'Tselem dalam bahasa Ibrani secara harfiah berarti “menurut citra”, yang juga digunakan sebagai sinonim untuk martabat manusia. Kata ini diambil dari Kejadian 1:27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Ini dalam semangat artikel pertama Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa “Semua manusia dilahirkan sama dalam martabat dan hak.”
Sebagai sebuah organisasi hak asasi manusia Israel, B'Tselem bertindak terutama untuk mengubah kebijakan Israel di Daerah Pendudukan. Dan, memastikan pemerintah, yang memerintah wilayah pendudukan, melindungi hak asasi manusia warga di sana dan memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional.
B'Tselem bersifat independen dan didanai oleh kontribusi dari yayasan di Eropa dan Amerika Utara yang mendukung aktivitas hak asasi manusia di seluruh dunia, dan oleh individu swasta di Israel dan luar negeri.
B'Tselem telah mencapai tempat yang menonjol di antara organisasi-organisasi hak asasi manusia. Pada Desember 1989 ia menerima Carter-Menil Award untuk Hak Asasi Manusia. Laporan B'Tselem memiliki reputasi atas tingkat akurasi. Ini membuat Pemerintah Israel berhubungan dengan mereka secara serius. B'Tselem memastikan keandalan informasi yang mereka terbitkan dengan melakukan penelitian lapangan dan penelitian sendiri, hasil yang benar-benar diperiksa silang dengan dokumen yang relevan, sumber resmi pemerintah, dan informasi dari sumber lain, di antaranya Israel, Palestina, dan organisasi hak asasi lainnya. (AFP/Ant/B’Tselem)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...