PM Israel Peringatkan Barat Soal Pelonggaran Sanksi Iran
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (21/9) memperingatkan negara-negara Barat tentang pelonggaran sanksi terhadap Iran untuk memenangkan dukungan melawan militan di Suriah dan Irak.
Saat Iran dan enam negara-negara adidaya memulai putaran baru perundingan di New York mengenai program nuklirnya, Netanyahu mengatakan “para komentator dari negara Barat yang dihormati” melakukan pendekatan yang lebih lunak untuk meminta Teheran bergabung dalam aliansi melawan militan Islamic State (ISIS).
“Mereka (Iran) melawan IS untuk kepentingan mereka sendiri,” ujar kantornya mengutip pernyataannya di Yerusalem, menggunakana nama lain dari ISIS.
“Mereka berjuang untuk menentukan siapa yang menjadi pemimpin dunia Islam yang ingin mereka paksakan ke seluruh dunia,” ujarnya, mengacu pada Iran.
Israel sangat menentang kesepakatan interim yang dicapai kekuatan dunia bersama Teheran pada November lalu, yang membuka jalan untuk pembicaraan tentang perjanjian komprehensif mengenai kegiatan nuklir Iran di masa depan.
Iran dan enam kekuatan dunia meliputi Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat ditambah Jerman, bertemu di markas besar PBB di sela-sela Sidang Umum.
Israel menolak mengesampingkan aksi militer terhadap fasilitas nuklir Iran guna mencegah kemungkinan pihaknya mengembangkan teknologi untuk bom atom.
Pada Minggu (21/9) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry membahas ancaman militan Islamis di Irak dan Suriah secara langsung dengan menteri luar negeri Iran dalam pembicaraan tingkat tinggi di New York, menurut pernyataan seorang pejabat AS.
Kerry menggelar pertemuan dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif selama lebih dari satu jam di sebuah hotel. Dalam kesempatan tersebut keduanya membahas kemajuan perundingan nuklir dan “juga membahas ancaman ISIL,” ujar seorang pejabat senior kementerian luar negeri AS, merujuk kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Diplomat tinggi AS tersebut mengatakan bahwa Iran - yang biasanya dipandang sebagai musuh bebuyutan Washington - memiliki peran saat AS berusaha membangun koalisi untuk memerangi ISIS, yang telah merebut sebagian besar wilayah Irak dan Suriah.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada pekan lalu bahwa pemerintahnya menolak permintaan AS untuk bergabung dalam koalisi tersebut.
Iran dan AS tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, dan para pejabat AS tidak membenarkan atau membantah telah memberikan tawaran tersebut secara pribadi.
Namun, Washington menolak kerja sama militer dengan Teheran, yang dituduh memberikan dukungan kepada rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mendukung terorisme global. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...