PM Kanada Kecam Kematian Sandera Abu Sayyaf
ALBERTA, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengecam aksi pembunuhan yang dilakukan Abu Sayyaf lakukan terhadap warga negaranya, John Ridsdel.
“Saya marah dengan berita bahwa seorang warga negara Kanada, John Ridsdel. Telah tewas di tangan para penculiknya,” kata Trudeau saat memberi sambutan di rapat kabinet Negara Bagian Alberta, Kanada, hari Senin (25/4), seperti diberitakan Canada Broadcasting Corporation, cbc.ca.
"Tindakan pembunuhan itu adalah tidak bertanggung jawab dan identik dengan kelompok teroris yang mengambil banyak orang sebagai sandera,” kata Trudeau.
Trudeau mengutuk tindakan tersebut, namun dia menyatakan Kanada akan bekerja dengan pemerintah Filipina untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
Ia juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada Ridsdel teman dan keluarga.
Pemimpin Konservatif sementara Rona Ambrose menyatakan dia terkejut dengan berita Ridsdel dibunuh.
“Insiden seperti ini seharusnya mengingatkan kita semua bahwa ancaman terorisme masih sangat nyata. Kita harus berdiri dengan sekutu kami dalam solidaritas melawan terorisme, yang masih menjadi tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini,” kata Ambrose.
Pihak Keluarga dan Kerabat Sedih
Ridsdel adalah mantan eksekutif sebuah perusahaan minyak dan pertambangan yang kini telah pensiun, dan dia ditangkap saat berlibur di Filipina. Rekan kerja Ridsdel, Don Kossick mengemukakan Risdel adalah pribadi yang baik.
“Ketika saya melihat namanya tercantum di media, saya merasa dia adalah bagian dari diri saya. Saya masih berpikir sepertinya dia tidak mungkin,” kata Kossick.
“Dia adalah orang yang baik dan suka berteman dan sangat antusias. Dia mencintai kehidupan dan hidup dengan penuh dengan keluarga dan teman-teman di pusat,” kata Kossick.
Kerabat lainnya, Sandy Hunter mengemukakan Ridsdel adalah pribadi yang bersahabat. “Saya ingat dia pernah datang ke pernikahan rekan kami, sangat baik,” kata Hunter.
Hunter mengatakan ia berterima kasih atas kenangan yang mereka habiskan bersama pada tahun 1970-an.
Dalam video yang dirilis situs intelijen SITE hari Jumat (15/4) dan diberitakan Inquirer.net, kelompok Abu Sayyaf terlihat sedang bersama empat sandera mereka. Masing-masing diketahui bernama John Ridsel dan Robert Hall asal Kanada, Kjartan Sekkingstad asal Norwegia dan Marites Flor asal Filipina.
Empat orang tersebut telah disandera sejak 21 September 2015 oleh kelompok Abu Sayyaf setelah diculik dari sebuah resor di Pulau Samal Provinsi Davao del Norte Filipina.
Kelompok militan yang memiliki koneksi dengan al-Qaidah dan berbasis di Filipina itu meminta uang tebusan sebesar 21 juta dolar Amerika Serikat (Rp 284 miliar) masing-masing bagi tiga laki-laki dan seorang perempuan yang mereka tangkap. (cbc.ca/inquirer.net).
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...