Perdamaian Yaman: Masih Ada Perbedaan Besar
KUWAIT, SATUHARAPAN.COM – Masih ada perbedaan yang signifikan yang memisahkan para pihak yang bertikai di Yaman. Demikian dikatakan utusan PBB yang menengahi pembicaraan dama Yaman di Kuwait yang trelah memasuki hari kelima.
Seorang juru bicara PBB mengatakan bahwa pembicaraan antara pemerintah dan pemberontak Syiah Houthi telah kembali setelah diskusi yang luas tentang masalah keamanan, politik dan kemanusiaan pada hari Minggu.
"Ada perbedaan signifikan dalam padangan para delegasi tapi tetap ada konsensus pada kebutuhan untuk berdamai dan bekerja secara intensif untuk mencapai kesepakatan," kata utusan PBB, Ismail Ould Cheikh Ahmed, dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
Negosiasi penyelesaian politik belum ada kemajuan, karena kedua belah pihak masih membahas cara untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata yang rapuh yang dimulai pada 11 April.
Masalah Keamanan
Para delegasi telah sepakat untuk menunjuk dua pejabat, masing-masing pihak satu, untuk membuat rekomendasi tentang bagaimana mempertahankan gencatan senjata, kata utusan itu.
Delegasi pemerintah menegaskan bahwa gencatan senjata harus mencakup langkah-langkah membangun kepercayaan, seperti mengamankan semua daerah terkepung dan melepaskan tahanan, menurut laporan AFP.
Sementara kelompok Houthi dukungan Iran menuntut segera dihentikannya serangan udara oleh koalisi pimpinan Arab Saudi yang dimulai padaMaret tahun lalu dalam mendukung Presiden Yaman, Abedrabbo Mansour Hadi.
Menteri Luar Negeri Yaman, Abdulmalek al-Mikhlafi, yang memimpin delegasi pemerintah, menggambarkan perundingan sebagai "mandul" dan menuduh pemberontak menghindari pembahasan pada isu-isu kunci.
Mikhlafi mengatakan pada halaman Facebook-nya bahwa delegasi pemberontak telah mundur beberapa kali dari proposal yang mereka buat.
Namun para pemberontak telah menegaskan bahwa tidak ada gencatan senjata tanpa mengakhiri serangan udara oleh koalisi Arab Saudi.
Sedangkan pihak Koalisi mengatakan pihaknya berhak untuk menanggapi pelanggaran gencatan senjata oleh pemberontak dengan serangan udara jika perlu.
Isu Pemerintahan Nasional
Kedua belah pihak juga berbeda pada cara untuk mengatasi isu-isu penting lainnya.
Pemerintah ingin diskusi dimulai dengan isu penarikan Houthi dari wilayah yang telah mereka kuasai, termasuk ibu kota Yaman, Sanaa, dan mereka menyerah semua persenjataan berat mereka.
Para pemberontak ingin bahwa proses politik dan pembentukan pemerintah persatuan nasional untuk dibahas pertama, kata sumber yang dekat dengan para delegasi kepada AFP.
Negosiasi di Kuwait dibuka pada Kamis setelah tertunda beberapa hari akibat wakil pemberontak Houthi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden yang digulingkan, Ali Abdullah Saleh.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...