PM Lebanon Serukan Bantuan Asing Menyusul Ledakan di Pelabuhan Beirut
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, dalam pidato singkatnya di televisi, mengimbau semua negara dan sahabat Lebanon untuk memberikan bantuan kepada negara kecil itu, dengan mengatakan: "Kami menyaksikan bencana yang sesungguhnya," ledakan di pelabuhan Beirut adalah harganya, tanpa mengomentari apa penyebabnya.
Diab berjanji bahwa mereka yang bertanggung jawab atas dua ledakan besar itu akan dimintai pertanggungjawaban. "Apa yang terjadi hari ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban. Mereka yang bertanggung jawab atas bencana ini akan membayar harganya," kata Hassan.
Pidato Diab disampaikan pada Rabu (5/8) pagi hari setelah ledakan di pelabukan di ibu kota itu menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai ribuan orang lainnya.
Seorang pejabat keamanan senior mengatakan sebelumnya bahwa ledakan yang mengguncang seluruh ibu kota bisa disebabkan oleh "bahan peledak" yang disita dan disimpan di gudang "selama bertahun-tahun". Diab juga akan membuat pengumuman tentang "gudang berbahaya ini yang telah ada selama enam tahun, sejak 2014."
Asap masih naik dari pelabuhan hingga Rabu pagi. Jalan-jalan utama di pusat kota dipenuhi puing-puing dan kendaraan yang rusak, dan bangunan rusak karena ledakan.
Pejabat Palang Merah Lebanon, George Kettaneh, mengatakan sedikitnya 100 orang terbunuh dan lebih dari 4.000 orang terluka, dan mengatakan bahwa jumlah korban bisa bertambah.
Cadangan Pangan Lebanon Terganggu
Sementara itu, gudang biji-bijian utama Lebanon di pelabuhan Beirut hancur akibat ledakan bersama dengan gandum di dalam. Ini akan menyebabkan negara itu menghadapi masalah pangan di mana cadangan pangan yang ada kurang dari satu bulan meskipun kapal lain dengan pasokan sedang dalam perjalanan, kata menteri ekonomi mengatakan pada hari Rabu (5/8).
Raoul Nehme mengatakan kepada Reuters sehari setelah ledakan dahsyat pada hari Selasa bahwa Libanon membutuhkan cadangan setidaknya selama tiga bulan untuk memastikan keamanan pangan dan sedang mencari tempat penyimpanan lainnya. Dia mengatakan cadangan sekarang "sedikit kurang dari sebulan".
Ledakan itu adalah yang paling kuat yang pernah terjadi di Beirut, menyebabkan distrik pelabuhan itu menjadi puing-puing dan melumpuhkan pelabuhan masuk utama bagi impor yang memasok bahan pangan bagi negara yang berpenduduk lebih dari enam juta orang.
Gudang di Beirut mampu menampung 120.000 ton biji-bijian, kata Ahmed Tamer, direktur pelabuhan Tripoli, kota terbesar kedua Lebanon.
Pelabuhan di Tripoli, pelabuhan terbesar kedua di Lebanon, tidak dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan biji-bijian tetapi gandum dapat ditransfer ke gudang yang berjarak dua kilometer, katanya.
Pada saat ledakan, gudang penyimpanan biji-bijian Beirut itu menyimpan tidak lebih dari 15.000 ton gandum. Beberapa pabrik menurunkan muatan secara langsung karena keterlambatan dalam mengeluarkan surat kredit untuk pembayaran, kata Ahmed Hattit, kepala serikat importir gandum dikutip koran setempat, Al-Akhbar.
Hattit mengatakan cadangan tepung yang ada sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar selama satu setengah bulan, dan ada empat kapal yang mengangkut kargo dengan total 28.000 ton gandum yang belum merapat di pelabuhan.
Lebanon berusaha untuk segera mentransfer empat kapal yang membawa 25.000 ton tepung ke pelabuhan di Tripoli, kata seorang pejabat kementerian ekonomi kepada saluran berita LBCI. (AP/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...