PM Pakistan Ajak India Pertemuan Regional
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri (PM) Pakistan Nawaz Sharif menginginkan kehadiran PM India, Narendra Modi pada pertemuan Kerja Sama Regional Asosiasi Asian Selatan (SAARC Summit) di Islamabad, Pakistan pada 2016.
"Perdana Menteri (Pakistan) Nawaz Sharif menyampaikan undangannya kepada Perdana Menteri Modi untuk mengunjungi Pakistan guna menghadiri SAARC Summit pada 2016. Perdana Menteri Modi menerima undangan tersebut," bunyi pernyataan bersama dari kedua pemerintah seusai kedua pemimpin bertemu di sela-sela pertemuan BRICS di Rusia, seperti tertuang alarabiya.net, Sabtu (11/7).
Modi dan Sharif bertemu saat mengikuti sebuah pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai yang digelar di Ufa, Rusia.
Apabila kunjungan terjadi maka kunjungan tersebut merupakan kali pertama PM Modi ke Pakistan di tengah gencarnya penolakan pejabat India terhadap kehadiran Narendra Modi di pertemuan tersebut.
Tahun lalu, Nawaz Sharif menghadiri pelantikan Modi sebagai Perdana Menteri India, sebaliknya, perdana menteri dari kalangan nasionalis ini belum pernah mengunjungi Pakistan sejak berkuasa.
Hubungan kedua pemerintah sempat dingin dalam beberapa bulan ini salah satunya karena India sempat marah dengan Pakistan, terutama terhadap proses peradilan tersangka otak peledakan Mumbai pada 2008. India juga menginginkan pelaku segera diekstradisi untuk diadili di sana.
Dalam sebuah pernyataan, kedua pemerintah menyatakan akan membahas cara mempercepat proses hukum, termasuk pembagian sampel suara tersangka. Mereka juga mengumumkan, penasihat keamanan nasional keduanya akan bertemu di New Delhi guna membicarakan masalah terorisme, meskipun mereka tidak menyebutkan tanggal pastinya.
Salah satu editor Al Arabiya, Mansoor Jafar pernah menuliskan dalam kolom opininya pada 2014 bahwa dari berbagai rangkaian sejarah antara India dan Pakistan, dia memprediksi akan segera tercipta perdamaian dan situasi yang kondusif untuk hubungan persahabatan Pakistan-India.
Inti perselisihan kedua negara yakni masalah Kashmir yang menjadi permasalahan di kepemimpinan masa lalu, karena kedua negara kala itu gagal memecahkan masalah, karena apabila tanpa penyelesaian Kashmir berarti tidak ada perdamaian. (alarabiya.net)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...